Hot Borneo

Tak Kunjung Surut, Banjir Gerus Jumlah Jemaah Tarawih di Jejangkit Batola

Banjir yang tak kunjung surut dalam beberapa pekan terakhir di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), ikut mengganggu peribadatan warga.

Featured-Image
Camat Jejangkit, Mukti Wahono, memaparkan kondisi banjir yang melanda kawasan tersebut dalam beberapa pekan terakhir. Foto: Dokpim Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Banjir yang tak kunjung surut dalam beberapa pekan terakhir di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), ikut mengganggu peribadatan warga.

Penyebabnya tidak cuma rumah dan sawah yang terdampak. Sejumlah masjid hingga musala di Jejangkit, ikut terendam dengan ketinggian air antara 10 hingga 20 sentimeter.

Akibatnya aktivitas peribadatan selama bulan puasa seperti salat isya dan tarawih berjamaah, juga ikut terganggu.

Sedianya beberapa usaha diupayakan agar peribadatan tidak terganggu. Seperti yang dilakukan pengurus Masjid Miftahul Khair di Desa Jejangkit Pasar.

Mereka meninggikan lantai masjid menggunakan apar-apar dari balok dan papan kayu. Papan ini biasanya digunakan warga untuk meja dan kursi dalam hajatan perkawinan.

Sementara di depan pintu, dipasangi pembatas dari semen agar air debit air tidak di dalam masjid tidak bertambah tinggi.

Namun demikian, tetap saja luasan apar-apar tersebut tidak mampu menutupi luasan masjid. Imbasnya kapasitas pun berkurang.

"Sejak hari kedua puasa, kedalaman air di dalam masjid bahkan sampai 30 sentimeter," papar Gusti Abdul Aziz, marbot Masjid Miftahul Khair.

"Meski sudah dipasangi papan peninggi, masjid hanya mampu menampung sedikit jemaah. Paling sekitar 15 sampai 20 orang," imbuhnya.

Warga yang terdampak banjir pun berharap kondisi seperti itu tidak berlangsung hingga Idulfitri mendatang.

"Mudahan jangan sampai masjid kami terendam sampai Idulfitri," sahut Jamhari, Kepala Desa Jejangkit Muara.

"Sekarang pun untuk tarawih, masjid dipasangi papan milik persatuan warga yang biasa digunakan untuk hajatan perkawinan," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner