bakabar.com, BANJARMASIN – Tak kesampaian mencalon lewat partainya sendiri, Hj Ananda kini dalam bayang-bayang recall.
"Apabila partai sudah menetapkan orang yang direkomendasikan yang menjadi calon, tapi ada kader apalagi pengurus partai yang tetap mencalonkan diri ini dipastikan akan di-recall (penarikan)," kata Ketua Tim Penjaringan DPD Golkar Kalsel, H Puar Junaidi, dalam keterangan resmi DPD Golkar, Senin (30/6).
Pernyataan Puar disampaikan kala menanggapi pertanyaan yang dilayangkan awak media terkait Ananda yang memang diketahui berniat mencalonkan diri di Pilwali Banjarmasin.
DPD Golkar Kalsel, kata dia, akan tunduk pada Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Jika partai sudah mengusulkan nama pasangan suatu calon ke DPP, tidak boleh lagi ada kader partai yang maju.
“Sebab itu sesuai AD/ART ada sanksinya,” jelas politikus senior Golkar.
Sudah menjadi rahasia umum, selain Yuni Abdi Nur Sulaiman, ada nama Hj Ananda yang merupakan Ketua Golkar Banjarmasin.
Ihwal ini, Puar mencontohkan yang pernah terjadi di level pengurus pusat.
Fadel Muhammad, politikus senior Golkar mesti di-recall lantaran mendukung istrinya yang dicalonkan oleh partai lain untuk maju di Pilgub Gorontalo.
Puar yakin semua kader Golkar sudah tahu konsekuensi itu. Tanpa diperingati pun, sambung Puar, seluruh kader sudah memahami. Sebab yang dilaksanakan dalam organisasi mengacu pada AD/ART, itu pula yang dilaksanakan DPD Golkar Kalsel.
"Artinya, suka atau tidak suka, acuan kita sebagai dasar hukumnya adalah AD/ART," tegasnya.
Sebelumnya, surat hasil pelaksanaan tahapan seleksi bakal calon kepala daerah dari DPD Partai Golkar yang dikirim ke DPP beredar di media sosial (medsos) akhir pekan lalu.
Partai Golkar Kalsel telah menetapkan sejumlah nama pasangan yang akan diusung di Pilkada 9 Desember mendatang, termasuk di Pilwali Banjarmasin.
Jika sebelumnya mencuat nama Ananda, justru belakangan nama Abdul Haris Makkie yang disandingkan dengan Yuni Abdi Nur Sulaiman putra mendiang tokoh Golkar Kalsel, H Sulaiman HB.
Coba dikonfirmasi terkait niatnya maju menggunakan ‘perahu’ Ananda memilih tidak berkomentar.
Editor: Fariz Fadhillah