bakabar.com, JAKARTA –Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12 Jusuf Kalla menggelar syukuran hari ulang tahunnya ke-80 di The Opus Grand Ballroom The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Rabu (25/5). JK, sapaan akrabnya, lahir di Kabupaten Bone, 15 Mei tahun 1942 silam.
Di hadapan para tamu undangan yang hadir, JK mengungkapkan tujuan hidup adalah harus bermanfaat bagi keluarga dan bangsa. Bagi JK, hal itu sederhana, namun diakuinya sulit diwujudkan.
“Tujuan hidup itu bermanfaat untuk agama, bangsa dan keluarga. Sederhana, tapi sulit diwujudkan,” ucap JK dalam sambutannya di The Opus Grand Ballroom The Tribrata Darmawangsa.
Hingga genap berusia 80 tahun, JK menceritakan selama ini hidupnya sistemastis. Ia mengisahkan perjalanan hidup yang berpindah-pindah, dari kabupaten, bergeser ke kota dan provinsi.
Lalu dari provinsi menjejak sampai ibu kota Jakarta. Soal karier, JK sudah menjajal manis pahit kehidupan, dari pengusaha hingga menjabat di lingkup pemerintahan.
“Hidup saya sistematis, mulai dari saya lahir di Bone, lalu besar dan bekerja di Kota Makassar, ibu kota provinsi. Begitu pula dalam karier di bisnis. Saya bekerja di perusahaan, mulai dari manajer, direktur hingga direktur utama,” tutur Jusuf Kalla.
“Semuanya sistematis. Di pemerintahan, saya (pernah mencecap) dari DPR, jadi menteri, menteri koordinator, lalu wakil presiden hingga mencalonkan diri jadi presiden. Fase hidup saya seperti itu, dari bisnis ke pemerintahan, hidup saya bertahap dan semoga bermanfaat.”
Pribadi yang Humoris dan Pandai Bicara
Banyak kisah menarik di balik sosok Jusuf Kalla. Lisa Jusuf, yang merupakan putri pertama JK mengungkapkan, jika sang ayah, yang mereka akrab panggil dengan ‘Papa’ ini adalah sosok humoris dan pandai bicara.
“Tahun ini, Papa saya ulang tahun ke- 80. Papa saya ini suka bercanda dan pandai bicara sama anak-anaknya. Saking pandainya bicara sampai kita ini mudah percaya sama Papa,” cerita Lisa, disambut tawa para tamu undangan.
“Papa pernah bercanda, saat kami tanya, ‘Kenapa ada luka di paha Papa?’ Waktu itu, Papa mengaku kalau itu luka perang saat dirinya ikut berperang. Lama kami baru tahu kalau itu luka karena terkena pecahan kaca, yang jahitannya kurang bagus.”
Selain humoris dan pandai bicara, Lisa mengatakan, sejak dulu JK adalah orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia tidak pernah memecat karyawannya.
“Papa itu tidak pernah pecat karyawannya. Sanksinya, hanya sampai surat peringatan satu saja. Papa selalu katakan, kebaikan karyawannya lebih banyak dari kesalahannya,” ujarnya, kutip Health Liputan6.com.