bakabar.com, MARABAHAN – Sudah sah memiliki kepengurusan periode 2020-2023, Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC Hipmi) Barito Kuala langsung mendapat tantangan.
Kepengurusan BPC Hipmi Barito Kuala periode 2020-2023 diketuai Slamet Riyadi. Usahawan yang juga anggota DPRD Batola ini menggantikan ketua lama Yusuf Yamani.
Sementara wakil ketua umum dipercayakan kepada Putera Puja Bakti, kemudian sekretaris jenderal diduduki M Erwin Rosadi, serta Muhammad Syarkani sebagai bendahara umum.
Juga terdapat nama-nama lain yang mengisi kepengurusan inti seperti Fadhilla Khairi Muhammad, Arbani, Afriadi Khairul Mahvis, Ahmad Khairimadi, Rio Pangestu, Nazwar Habibie, Reza Widyanoor dan Azmah Hidayati.
Namun nama-nama mereka seharusnya tak sekadar menghiasi selembar kertas keputusan. Terdapat sederet tantangan yang menjadi pekerjaan rumah hingga tiga tahun mendatang.
Tantangan itu dicetuskan Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, ketika membuka Musda V dan pelantikan pengurus BPC Hipmi Batola, Selasa (6/10).
“Kendati sudah menjabat bupati selama tiga tahun lebih, baru tiga bulan yang lalu pengurus Hipmi Batola menghadap saya. Sebelumnya saya tak pernah mengenal pengurus-pengurus Hipmi,” ungkap Noormiliyani.
“Situasi seperti itu semestinya tidak terjadi, karena Hipmi mesti bersinergi dengan pemerintah. Terlebih selama pandemi seperti sekarang, dibutuhkan partisipasi semua pihak untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tegasnya.
Selain menekankan sinergi, BPC Hipmi Batola juga ditantang mengembangkan industri kreatif. Adapun inspirasi industri kreatif itu bisa dimutakhirkan dengan perkembangan-perkembangan terkini.
“Saya pernah berbincang dengan Ketua Umum BPP Hipmi (Mardani H Maming) tentang pengemasan produk lokal seperti beras. Ternyata pengemasan pun berperan penting dalam pengembangan usaha,” beber Noormiliyani.
“Contoh kreativitas seperti itu cocok dimulai di Batola yang sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani. Di sisi lain, masih banyak potensi usaha yang dapat dikembangkan dari pertanian,” imbuhnya.
Seiring tantangan membangun industri kreatif, anggota Hipmi Batola juga ditekankan agar tak terjebak dengan rutinitas menunggu proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan pengadaan barang/jasa dari pemerintah.
“Jangan hanya menunggu proyek-proyek, tetapi berpikir untuk mengembangkan usaha baru yang melibatkan masyarakat. Juga jangan dilupakan human investment melalui pelatihan-pelatihan di masyarakat,” jelas Noormiliyani.
Sementara Plt Ketua BPD Hipmi Kalimantan Selatan, H Hamdillah AR, mengamini tantangan Bupati Batola. Terlebih anggota Hipmi tak terbatas, termasuk di antaranya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Makanya kami selalu berharap roda organisasi selalu bergerak. Tidak hanya aktif menjelang pemilihan ketua, tapi kemudian hilang ditelan bumi beberapa bulan kemudian,” sahut Hamdillah.
Menanggapi tantangan Bupati, Slamet Riyadi meyakinkan kepengurusan baru Hipmi Batola menerima semua masukan, selain melakukan program kerja yang sudah disusun.
“Sesuai masukan Bupati Batola, semua anggota Hipmi dapat bersinergi dengan pemerintah. Di sisi lain, pemerintah juga mendukung program-program Hipmi kedepan,” tandasnya.