bakabar.com, BANJARMASIN - Pergerakan berkesenian anak muda di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, hari ini makin progresif. Progresivitas itu terlihat dengan banyaknya komunitas-komunitas yang kemudian membentuk ekosistemnya sendiri.
Dengan kolektivitas yang tinggi, disadari atau tidak, event-event yang digelar di kota pelabuhan ini sudah jauh meninggalkan ortodoksi berkesenian yang bertahan cukup lama. Keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi sangat berdampak pada lahirnya ide dan gagasan baru.
Faktor lainnya, karena ada banyak anak muda yang sebelumnya menimba ilmu di Pulau Jawa, lalu setelah lulus, mereka membentuk komunitas kecil sembari
menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan di kampung halaman mereka sendiri.
Seperti kita lihat saat ini berbagai event berkesenian banyak digelar di Tanah Bumbu. Contohnya, dalam waktu dekat, Batulicin Connection akan menggelar event Sunday Mayhem pada 5 November nanti.
Ada begitu banyak komunitas yang terlibat. Acaranya pun sangat beragam, dari street gigs, merch & thrift store, local shocking market, live painting, zinefest, record store, wide photobox hingga fun games. Semuanya dikumpulkan di dalam ruang berkesenian yang sama.
Sebagai event musikal, tak mungkin event ini tidak menghadirkan musisi-musisi 'beneran'. Maksudnya adalah musisi yang secara ideologi memang fokus untuk berkarya dan memberikan dampak untuk orang-orang di sekitarnya.
Nama pertama tentu saja Primitive Monkey Noose.
Mengapa nama ini perlu disebut pertama? Sebab, tak pernah ada band di Tanah Bumbu sebelumnya yang menimbulkan dampak sebesar kelompok punk banjar ini.
Mereka tak hanya menciptakan dan merilis lagu, tetapi juga mengupayakan agar karya yang mereka lahirkan terdengar otentik, memiliki arah tembakan yang jelas lewat lirik lagunya yang sarkastis dengan tidak meninggalkan sisi budaya di mana mereka berasal. Band ini lah yang kemudian ikut menciptakan ruang berkesenian yang luas bagi anak-anak muda lewat beragam ide dan inovasinya.
Selain Primitive Monkey Noose, juga ada Sans Project, No Counter, dan kelompok musik asal Kotabaru, Tenggara. Mereka akan ikut meramaikan street gigs pada Sunday Mayhem, sebuah event musikal yang bersinggungan langsung dengan jalan raya, tetapi tidak menggunakan badan jalan sebagai venue.
Street gigs ini akan diadakan di pelataran ruko dengan ruang sempit, tapi tetap progresif dan tentu saja akan lebih intim. Ini akan menjadi alternatif bagi siapa saja yang resah terhadap area publik yang terkadang tidak berkesesuaian, baik fungsi maupun tataran konsepnya.
Patut ditunggu bagaimana Sunday Mayhem berlangsung. Yang jelas gelombang perubahan berkesenian, termasuk skena musik yang ada di dalamnya, dengan kapten bernama Primitive Monkey Noose, akan terus membesar dan memberikan dampak artistik yang belum pernah terjadi sebelumnya.