Kalsel

Sultan Banjar Kecam Bentrok Warga-Aparat di Wadas

apahabar.com, BANJARMASIN – Sultan Banjar Pangeran Khairul Saleh menyesalkan insiden bentrok antara aparat-warga di Desa Wadas,…

Featured-Image
Pangeran Khairul mengatensi kasus kematian Subhan. Ia meminta kasus ini diusut tuntas agar tak menjadi preseden buruk penegakan hukum ke depan. Foto: istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Sultan Banjar Pangeran Khairul Saleh menyesalkan insiden bentrok antara aparat-warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah.

“Bagaimana bisa masih juga terjadi aksi penolakan dari warga sehingga terjadi benturan antara aparat kepolisian dan warga Desa Wadas?” kata pria yang juga wakil ketua Komisi III DPR RI itu, Rabu (9/2), dikutip bakabar.com dari Detik.com.

Pangeran lantas mempertanyakan peran pemerintah. Sebab, empat tahun berjalan, masih saja ada penolakan pembangunan Bendungan Bener oleh warga.

Pangeran melihat penolakan warga tak lepas dari adanya proyek penyerta pembangunan Bendungan Bener yakni penambangan terbuka atau kuari di Wadas.

“Warga Desa Wadas menolak desanya menjadi lokasi penambangan batu kuari andesit, maka yang menjadi pertanyaan, bagaimana peran Forkopimda di kabupaten maupun di provinsi selama ini?” kata politikus PAN itu.

Pangeran amat menyayangkan insiden kekerasan aparat terhadap warga. Mestinya, kata dia, hal ini dapat dihindari.

Polisi, kata dia, harus mengedepankan pendekatan dialog dengan warga. Bukan dengan aksi represi.

“Terjadinya eskalasi kekerasan antara aparat kepolisian dengan warga mestinya wajib dihindari bersama. Harapan saya, aparat kepolisian Polres Purworejo tetap mengedepankan pendekatan dialogis dengan warga, bukan dengan cara arogan atau sewenang-wenang,” ujar Pangeran.

Sejumlah pasukan gabungan dari TNI dan Polri diterjunkan ke Desa Wadas untuk mengawal pengukuran lahan pembangunan Bendungan Bener.

Atas bentrok warga-aparat, Pangeran meminta pemerintah menghentikan dulu pengukuran tanah sampai ada kesepakatan bersama.

“Untuk menghindari konflik dan akibat tragis yang bakal ditimbulkannya, menurut saya sebaiknya pemangku kepentingan menghentikan dulu pengukuran tanah sebelum tercapainya kesepakatan bersama,” kata dia.

Dalam bentrok, ada 64 warga ditangkap polisi. Pangeran mendesak polisi segera melepaskan mereka semua.

“Aparat kepolisian juga melepaskan semua warga yang ditangkap untuk menjaga kondusifitas atas niat baik bersama untuk mengamankan pembangunan strategis sekaligus mengamankan hak-hak warga dan alam di dalamnya,” sambungnya.

Proyek Jalan Terus

Pasca-bentrokan, tagar #WadasMelawan tak terbendung. Bahkan menjadi pemuncak trending topik di linimasa Twitter. Sudah sekitar 146 ribu tweet yang dilontarkan oleh netizen.

Adanya penolakan dari warga rupanya tak membuat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo bergeming.

Ganjar menyatakan tak akan menghentikan proses tambang terbuka atau kuari di Desa Wadas.

“Apakah kuarinya akan tetap dilanjut terus? Iya,” kata Ganjar Pranowo saat jumpa pers di Mapolres Purworejo, Rabu (9/2).

Alasan Ganjar, semua tahap telah dilalui dalam memutuskan lokasi kuari di Wadas. Bahkan, klaimnya, melibatkan para pakar.

“Pertimbangannya sangat teknis sekali, pada saat pemilihan lokasi pun seluruh pakar dilibatkan, sehingga diproses memungkinkan untuk kita bisa mengambil dengan kecukupan sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.

Kendati begitu, Ganjar meminta maaf atas insiden bentrokan pada pengukuran lahan tambang kemarin.

“Saya ingin minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo, terkhusus yang ada di Desa Wadas, karena kejadian kemarin mungkin merasa betul-betul tidak nyaman,” ujarnya lewat keterangan pers.

Warga Dilepas

img

Sejumlah warga menjadi korban maupun saksi tindakan represif aparat kepolisian saat pengukuran lahan proyek Bendungan Bener di Wadas. Foto: CNN Indonesia

Sebanyak 64 warga ditahan di Mapolres Purworejo usai kerusuhan di Desa Wadas. Kabar terbaru, mereka sudah dipulangkan sore ini, Rabu (9/2).

Sebelum pulang, satu per satu warga itu tampak diberi bingkisan oleh Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi.

Mereka kemudian diantar pulang menggunakan dua bus yang disediakan oleh Gubernur Ganjar. Mulanya mereka menolak diantar menggunakan truk polisi.

“Polres Purworejo hari ini telah memulangkan warga Wadas yang kemarin kita amankan dan kemudian kita klarifikasi. Kemudian hari ini kita pulangkan didampingi oleh kepala desa setempat,” kata Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Agus Budi Yuwono, dikutip dari laman yang sama.

Polisi juga meminta maaf kepada warga karena peristiwa yang terjadi di Desa Wadas, kemarin.



Komentar
Banner
Banner