bakabar.com, PELAIHARI – Usai dinyatakan negatif Covid-19, Achmad Irwandi langsung menjalani serangkaian pemeriksaan fisik.
Irwandi bocah obesitas asal RT 8, Desa Kuringkit, Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut.
Berat badannya mencapai 125 kilogram. Sebulan belakangan karenanya ia sudah tak lagi mampu berdiri.
“Rontgen dan cek Jantung melalui pemasangan alat EKG ditubuh telah dilakukan, ” ujar Mulyadi, sang ayah kepada bakabar.com, Senin (9/11).
Elektrokardiogram atau EKG adalah tes untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik.
Hasilnya, dari keterangan dokter, jantung si bocah SMP ini terbilang baik.
“Jantungnya bagus tidak ada gangguan. Sementara hasil pemeriksaan rontgen belum keluar. Mungkin masih dalam proses,” ujarnya.
Namun begitu hingga kini bocah 14 tahun ini masih belum bisa menggerakkan kedua kakinya.
“Walaupun rasa nyeri berkurang,” kata Mulyadi.
Achmad Irwandi kini ditempatkan di ruang Safir, kamar khusus anak usai dipindah dari IGD RS Boejasin Pelaihari.
Pagi tadi lanjut Mulyadi anaknya itu dibantu duduk agar bisa makan.
“Tadi dikasih makan tetapi hanya bisa makan dua sendok saja. Ia masih merasakan sakit kesemutan di kaki dan sedikit bengkak, “sebutnya.
Ia menerangkan setelah hasil pemeriksaan rontgen keluar kemungkinan besar Achmad Irwandi akan dirujuk kembali ke RSUD Ulin.
“Dijadwalkan sore ini akan dirujuk ke RS Ulin,” jelasnya.
Tentunya dengan perlakuan yang berbeda dengan pasien pada umumnya.
“Artinya bukan pasien Covid-19. Sebab dalam hasil swab anak kami dinyatakan tidak terjangkit,” tuturnya.
Karenanya, ia berharap putranya itu bisa sembuh dari kelebihan berat badan atau obesitas.
“Semoga ia bisa segera sembuh berat badannya turun dan bisa jalan,” katanya.
Mulyadi menceritakan bahwa sang anak masih memiliki cita-cita menjadi tentara. Ia pun sedih melihat kondisi anaknya saat ini.
“Ia kadang menangis karena tidak bisa berjalan. Apalagi kalau ia ingat cita-citanya jadi seorang tentara. Kami juga merasakan kesedihannya itu,” ujarnya mengakhiri.
Achmad Irwandi, bocah berbobot 125 kilogram asal Kabupaten Tanah Laut dipastikan negatif Covid-19.
Baru tadi ia menjalani tes swab di kediamannya RT 8, Desa Kuringkit, Kecamatan Panyipatan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Tempat tinggal bocah obesitas tersebut berjarak sekitar 23 kilometer dari Pelaihari, pusat Tanah Laut.
Kabar terbaru Achmad Irwandi akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Hadji Boejasin dari Puskesmas Panyipatan.
Sebelumnya Achmad Irwandi dievakuasi ke Puskesmas Panyipatan karena mengalami muntah-muntah, Jumat (6/11) sore.
Di RS Hadji Boejasin Achmad Irwandi kemudian menjalani tes usap. Di mana hasil rapid test di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin reaktif.
Dalam perawatan IGD Hadji Boejasin, kondisi bocah 14 tahun itu dilaporkan berangsur membaik.
“Kondisinya membaik muntah dan demam sudah tidak lagi. Namun belum bisa bergerak kakinya,” ujar Ayah Irwandi, Mulyadi kepada bakabar.com, Sabtu (7/11) petang.
Kabar baik lainnya, sambung Mulyadi, pihak Rumah Sakit Hadji Boejasin mengabarkan hasil swab sang anak negatif Covid-19.
“Hasilnya negatif. Namun surat hasil pemeriksaan swab belum kami terima,” katanya.
Dirinya tak kuasa menyembunyikan kegembiraannya ketika mendengar anak angkatnya tidak terinfeksi Covid-19.
“Tentunya juga menjadi kabar baik bagi warga desa kami,” jelasnya.
Tindakan medis lanjutan untuk anak berbobot 125 kilogram tersebut, kata dia, masih menunggu arahan dari dokter.
“Kami menunggu instruksi dari dokter bagaimana penanganan anak kami selanjutnya,”katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Tanah Laut Hj Nina Sandra juga membenarkan hasil swab Achmad Riswandi.
“Hasilnya negatif, baru saja keluar hasil swab,” katanya.
Hasil swab Achmad Irwandi lebih cepat dari perkiraan tim medis Puskesmas Panyipatan.
“Tentu cukup cepat dari penyampaian paling lama 6 hari dari tim medis yang melakukan swab,” jelasnya.
Setelah dinyatakan negatif Covid-19 maka penanganan lanjutan adalah pemantauan berat badan.
“Tentu penanganan itu yang lebih mengetahui dokter di RS Boejasin,” ujarnya.
Sempat Muntah-Muntah
Achmad Irwandi bocah berbobot 125 Kilogram (Kg) asal Desa Kuringkit, Kabupaten Tanah Laut tiba-tiba dilarikan ke Puskesmas Panyipatan menggunakan ambulans desa, Jumat (06/11) pukul 16.30 tadi.
“Tadi muntah-muntah di rumah badannya lemas. Makanya kami bawa ke puskesmas takut terjadi sesuatu,” sebut Mulyadi, ayah Achmad Riswandi kepada bakabar.com lewat sambungan telepon.
Tubuh Achmad Riswandi dilaporkan tak bisa digerakkan sama sekali. Bahkan saat dinaikkan ke ambulans Achmad Riswandi terpaksa digulingkan dulu.
“4 sampai 5 orang laki-laki kesulitan menggeser dari tempat tidur Riswandi,” urainya.
Saat ini lanjut Mulyadi sudah dilakukan penanganan medis oleh perawat puskesmas dengan memasang alat bantu pernapasan.
Siang tadi, Achmad Irwandi baru saja menjalani tes usap atau swab Covid-19.
Bocah SMP ini menjalani swab di kediamannya, kawasan RT 8 Desa Kuringkit.
Desa Kuringkit berjarak sekira 23 kilometer dari Pelaihari, pusat Kabupaten Tanah Laut.
Swab dilakukan setelah Achmad Irwandi dilaporkan reaktif hasil tes cepat di RSUD Ulin Banjarmasin tiga hari lalu.
Karena reaktif, Achmad Irwandi urung dirawat inap di rumah sakit. Sebenarnya ada dua RS rujukan. Selain RSUD Ulin Banjarmasin, yakni RS Idaman Banjarbaru.
Sebulan belakangan menderita obesitas, Achmad Irwandi sampai kini tak bisa beranjak dari kasurnya.
Lengkap dengan baju astronot, petugas mendatangi Achmad Irwandi yang hanya bisa berbaring di kediamannya, pagi tadi.
“Petugas dokter Puskesmas Panyipatan datang ke rumah. Ia meminta agar Achmad Riswandi melakukan swab sebagaimana hasil rapid test di RSUD Ulin reaktif. Kami mengizinkannya agar tidak ada prasangka macam-macam,” sebut Mulyadi, ayah angkat Riswandi kepada bakabar.com.
Sekitar pukul 10.30 tes usap dilakukan di rongga hidung Achmad Irwandi. Namun hasilnya diperkirakan baru keluar sepekan ke depan.
“Jadi untuk sementara hasilnya kami tunggu dulu, baru kita melakukan tindakan lain untuk perawatan anak kami, ” katanya.
Kondisi Achmad Riswandi sebut Mulyadi tetap masih sama; belum bisa bergerak dari tempat tidur. Kaki dan badannya lemah.
“Ia mengaku sakit pada tulang,” ujar Mulyadi. “Sementara untuk makan masih lancar,” jelasnya lagi.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Tanah Laut Nina Sandra akan tetap memantau kondisi pasien obesitas tersebut.
“Kami sudah memerintahkan agar ditangani dengan baik. Walaupun saat ini dirawat di rumah sambil menunggu hasil swab Keluar,” jelasnya.
Diangkat 4 orang
Keceriaan Achmad Irwandi pudar lantaran obesitas yang dideritanya sebulan belakangan.
Dengan bobot 125 kilogram, siswa kelas 1 MTsN 7 Tanah Laut ini bahkan tak mampu lagi berdiri.
Pantauan bakabar.com, Ahmad Irwandi (13) sempat menjalani perawatan satu malam di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Terus merasakan sakit, bocah obesitas asal Desa Kuringkit, Kecamatan Panyipatan, Tanah Laut itu akhirnya dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, Selasa (3/11).
Didampingi ibu dan ayah sambungnya, siswa kelas 1 MTsN 7 Tanah Laut itu dirujuk ke Banjarmasin guna mengetahui pasti penyebab sakitnya.
“Jadi terpaksa dibawa ke Banjarmasin,” kata dr I Putu Ardika dokter RS Boejasin yang merawat Irwandi kepada bakabar.com.
Putu tak berani mendiagnosis sakit Irwandi sebelum mendapatkan hasil pemeriksaan utuh di Banjarmasin.
“Sementara peralatan medis yang lengkap hanya ada di RSUD Ulin,” ujarnya.
Butuh empat warga untuk mengangkat Ahmad Irwandi (13) sebelum dibawa menggunakan ambulans ke RSUD Boejasin Pelaihari. Foto: bakabar.com/Ali Chandra
Selain menderita obesitas, gula darah dan kolesterol si bocah Irwandi juga tergolong tinggi untuk anak seusianya.
Pagi tadi, Kepala Dinas Kesehatan Tanah laut Nina Sandra sempat mengunjungi si bocah super jumbo.
“Kita akan terus memantau perkembangan penanganan Ahmad Irwandi,” ujar Nina.
Irwandi lahir normal dengan berat 3 kilogram. Ia mulai mengeluh sulit berdiri sejak dua bulan terakhir. Bahkan tidak dapat berdiri sebulan belakangan.
Padahal sebelumnya meski berbadan besar, ia masih dapat bermain dengan teman sebayanya.
Mardiah sang ibu menuturkan berat badan anaknya semula 125 Kg.
“Kini turun 10 kilogram karena sakit,” jelasnya.
Dalam kondisi normal, Irwandi bisa makan 3-4 kali dalam sehari.
“Bahkan kalau nambah nasi pun kadang sampai habis di dalam panci,” katanya
Waktu melahirkan dulu berat Irwandi 3 Kg. Perubahan berat badan mulai terjadi di usia 13 bulan.
Menariknya, evakuasi Irwandi membutuhkan empat orang guna mengangkat tubuhnya ke ambulans.
Kisah Bocah Berbobot 125 Kg Tanah Laut: Tak Mampu Berdiri, Sekali Makan Habis Sepanci