bakabar.com, JAKARTA - Sudah sebanyak 21 jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di tanah suci, Makkah. Tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Selain itu, ada 236 jemaah haji yang melakukan rawat jalan, dan rawat inap sebanyak 47 orang.
"Mudah-mudahan jumlah jemaah yang meninggal tidak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," ujar Wakil Menteri Kesehatan Indonesia dijabat oleh Dante Saksono Harbuwono saat konferensi pers evaluasi pelaksanaan haji secara hybrid di Kemenko PMK, Selasa (6/6).
Baca Juga: Visa Tak Kunjung Terbit, Satu Jemaah Haji Surabaya Belum Berangkat
Dante mengklaim pemerintah telah serius memberikan fasilitas kesehatan terbaik untuk seleruh jemaah haji. Salah satu langkah pemerintah untuk melindungi jemaah haji yaitu menyediakan panic button di telepon selular ke seluruh jemaah haji Indonesia.
"Kami juga siapkan panic button di HP jemaah, di mana kalau jemaah ada masalah kesehatan, jemaah bisa menekan tombol dan tenaga kesehatan segera mendatangi," jelasnya.
Dante menjelaskan, mekanisme panic button ada tiga macam. Pertama adalah petugas yang keliling di dalam area jemaah haji. Kedua, tenaga dokter yang siaga untuk jemaah. Ketiga adalah klinik yang terintegrasi.
Baca Juga: Terbanyak se-Indonesia, Tujuh Jemaah Haji Jatim Meninggal di Mekkah
"Jadi begitu panic button ditekan, maka tenaga kesehatan terdekat akan segera datang," ujarnya.
Di kesempatan sama, Menko PMK Muhadjir Effendy juga menyebut seluruh jemaah haji lansia Indonesia diberi tanda khusus sehingga memudahkan tenaga kesehatan untuk memantau.
"Itu memudahkan kita untuk memantau kondisi jemaah lansia, itu penting," pungkasnya.