bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah daerah bersama organisasi kepemudaan memberikan atensi terhadap rendahnya indeks pembangunan pemuda (IPP) di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Meminjam data Badan Pusat Statistik Nasional 2019, IPP Kalsel berada di peringkat ke-29 dari 34 provinsi se Indonesia.
“Indeks kepemudaan Kalsel berada di posisi 5 besar terbawah se Indonesia,” ucap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel, H Hermansyah saat membuka Bimtek Peningkatan Kapasitas Kepengurusan DPD KNPI Kalsel, Senin (28/12) malam.
Menurutnya, banyak faktor yang memengaruhi anjloknya indeks kepemudaan di Kalsel.
Di antaranya tingkat pendidikan, pernikahan dini, dan isu-isu gender.
“2021 mendatang akan membentuk Pokja. Nanti bersinergi dengan KNPI Kalsel agar bisa meningkatkan indeks pembangunan pemuda di Kalsel. Kemudian juga akan dilibatkan organisasi kepemudaan lain. Jadi bukan hanya peran pemerintah, tapi semuanya,” jelasnya.
Ia sangat mendukung upaya peningkatan kapasitas kepemudaan di Kalsel. Salah satunya melalui Bimtek-bimtek organisasi pemuda.
“Kami sangat berkepentingan dengan hal ini. Dengan tujuan bersinergi dan berkolaborasi meningkatkan kapasitas kepemudaan di Kalsel,” katanya.
Terlebih, Dispora Kalsel mencanangkan sejumlah program prioritas pada 2021 mendatang.
Pertama, mereka menyiapkan imkobator bisnis untuk wirausaha muda. Sehingga peran KNPI sangat diharapkan untuk mengayomi wirausaha muda Kalsel.
“Bisa menjadi wirausaha yang mempuni. Itu juga di-support kawan-kawan KNPI Kalsel,” bebernya.
Kedua, mereka berkomitmen melakukan penguatan kapasitas kepemudaan dengan berbagai macam program.
Terlebih menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
“Sekarang ini sudah memasuki era teknologi informasi, sehingga pemuda semakin berkualitas dan bisa berkompetisi serta siap menghadapi tantangan global yang sudah ada di depan mata,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua KNPI Kalsel, Fazlur Rahman mengapresiasi wacana tersebut.
Bahkan, mereka mencoba meningkatkan kembali sinergitas bersama pemerintah daerah.
“Karena target indeks pembangunan pemuda masih belum tercapai dan harus ada kerja-kerja konkrit berupa Pokja,” tegasnya.
Pokja akan terlibat secara teknis untuk peningkatan indikator yang membuat indeks pembangunan pemuda Kalsel turun.
“Jadi kerjanya terarah dan sangat spesialis agar bisa meningkatkan indeks pemuda sesuai dengan indikator yang dianggap lemah,” tambahnya.
Tak hanya itu, Fazlur juga merespons positif wacana peningkatan wirausaha muda di Kalsel.
Fazlur mendukung penuh wacana pembekalan untuk wirausaha muda.
“Apalagi hari ini dihantam pandemi Covid-19. Kalau pemuda ini tak diberikan arahan, fasilitas, dan stimulus, maka takutnya akan kehilangan arah,” pungkasnya.