Pasar Modal Indonesia

Sri Mulyani Ungkap Pasar Modal Indonesia Naik 4,1%

IHSG pada 2022 meningkat 4,1% dengan kapitalisasi pasar hampir mencapai Rp9.500 triliun.

Featured-Image
Acara APBN Kita 2022. Foto: apahabar.

apahabar, JAKARTA- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia lebih baik. Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022  meningkat 4,1% dengan kapitalisasi pasar hampir mencapai Rp9.500 triliun.

“Dengan kenaikan ini menggambarkan Indonesia memiliki tren dan resiliensi yang sangat baik. Hal yang patut kita syukuri dan harus kita jaga," papar Sri Mulyani.

Ia mengatakan kondisi ekonomi dunia pada  2022 masih brutal di pasar saham global. Jika dilihat dari kapitalisasi pasar dari sisi seluruh dunia akan berfluktuasi terutama di Amerika Serikat (AS) hilang US$ 30 triliun karena gejolak  2022.

"Ini adalah terburuk sejak 2008 di AS demikian juga di Eropa,"  kata Sri Mulyani.

Menurutnya Indonesia, patut bersyukur karena kondisinya lebih baik dibandingkan negara lain. 

“Bahkan selama periode tahun 2022 di saat kenaikan suku bungga di seluruh dunia naik, penguatan dollar, dan capital out flow,” ungkapnya.

Indonesia masih menunjukkan percaya diri dari berbagai perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO).

Indonesia mencatat 65 jumlah emiten baru di Pasar Modal dengan nilai Rp32,0 trilliun. di antaranya, IPO terbesar di  2022 Gojek Tokopedia (GOTO) sebesar Rp13,7 dan PT. Global Digital Niaga Tbk./ Blibli (BELI) sebesar Rp8,0 triliun.

Dia menjelaskan selama 2022, realisasi penghimpunan dana mencapai Rp270 Triliun. Bedasarkan Pipeline per Desember 2022, masih terdapat jumlah rencana IPO ke depan. Nilai IPO mencapai Rp59 triliun, right issue Rp14,3 triliun dan efek bersifat utang serta Sukuk (baik dengan atau pun tanpa penawaran umum) sebesar Rp12,7 triliun.

Sementara itu, kondisi perekonomian global pada 2023 diprediksi semakin lemah disebabkan oleh semakin ketatnya kebijakan moneter, sempitnya ruang fiskal, dan masih terjadinya disrupsi pasokan.

"Ke depan tantangan ekonomi memang akan diwarnai dengan suasana yang mirip dengan  2022 di berbagai belahan dunia," tuturnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner