bakabar.com, JAKARTA –Pemerintah terus mendorong program hiliriasi. Untuk itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan para pelaku usaha untuk tidak menjual produk bahan baku mentah atau raw material.
“Pemerintah mendukung investor untuk memproses berbagai sumber daya alam di indonesia, agar nilai tambah tersebut terjadi disini dan kemudian di ekspor di seluruh dunia, tapi tidak raw material,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Cikarang Jawa Barat, Jumat (27/1).
Hiliriasi tersebut penting untuk Indonesia, karena dapat meningkatkan nilai tambah dari produk manufaktur di dalam negeri. Menurut Sri Mulyani, nilai tambah harus diupayakan karena itu kuncinya ada di manufaktur.
"Tidak ada yang namanya hilirisasi tanpa manufaktur,” tegasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Indonesia Membaik, Berkaca Data Ekonomi AS
Saat ini, pemerintah tengah fokus untuk meningktkan manufaktur dalam menghadapi inflasi dan memberi dampak ekonomi kepada masyarakat. Sehingga, untuk mencapai peningkatan produk manufaktur, pemerintah perlu menjalankan program hilirisasi.
“Di isini kita bicara tentang bauksit, kita bicara tentang timah, semuanya. Tapi pemerintah punya pekerjaan rumah (PR) untuk memperbaiki iklim usaha,” jelasnya.
Pemerintah saat ini, giat dalam pembangunan infrastruktur dengan tujuan untuk menciptakan iklim investasi yang sesuai keburuhan pelaku usaha di masing-masing daerah.
“Menciptakan iklim investasi bagus, infrastruktur dibangun dan sekrang semuanya sudah terkoneksi baik itu keteta api, sebagian dengan truk, kemudian juga dibangun pelabuhan darat,” jelasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut APBN 2023 Optimistis dan Waspada
Infrastruktur tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang siap menyambut para pelaku usaha dan juga investor. Sehingga, kehadiran pembangunan manufaktur turut andil dalam mengolah bahan baku mentah dan melancarkan program hilirisasi.
“Kemenkeu juga akan memformulasikan dari sisi kebijakan fiskal untuk mendorong manufaktur di indonesia dan hilirisasi,” tutupnya.