bakabar.com, BARABAI – Pelan namun pasti, sosok pembunuh Dedi Rahman (42) mulai terungkap. Pun demikian motifnya.
Pria asal Gambah, RT 4, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu tewas dihabisi seterunya, Rabu (28/7) kemarin.
Penelusuran media ini, rivalnya itu tak lain teman dekat Dedi sendiri, yakni Herlan (45).
Namun polisi kesulitan mengungkap motif pembunuhan. Terlebih, pembacokan berlangsung cukup cepat.
“Pelaku masuk ke dalam rumah dan langsung membacok korban,” ujar Kasat Reskrim Polres HST AKP Purnoto melalui Ps Paur Subbag Humas, Aipda M Husaini kepada bakabar.com.
Detik-Detik Pembunuhan Brutal di Gambah HST, Korban Asyik Cabut Uban
Sampai saat ini Herlan rekan sesama buruh bangunan korban itu buron. “Kita masih lakukan pengejaran,” ujarnya.
Dedi meregang nyawa usai kehabisan darah. Serangan pagi itu menimbulkan luka menganga di belakang leher dan punggung Dedi.
Versi polisi, penyerangan bermula sekitar pukul 11.00 ketika korban sedang asyik mencabut uban bersama istrinya.
Harlan tiba-tiba datang dengan sebilah parang terhunus dan langsung membacok korban secara membabi buta. Istri korban masih syok pasca-penyerangan brutal itu.
Namun sosok Herlan berhasil terungkap saat salah seorang warga melihatnya menenteng parang di resepsi pernikahan tak jauh dari rumah korban.
“Tak ada yang berani mendekat, ia seperti orang mabuk,” ujar saksi tersebut.
Warga yang mendengar teriakan istri korban sontak berlarian ke rumah Dedi. Namun nahas, Dedi sudah dalam keadaan bersimbah darah.
Sementara Dedi dibopong menuju Ambulans, Herlan melarikan diri ke arah perkebunan. Tak ada warga yang berani mengejar.
“Dia lari dengan membawa sajam,” ujar warga.
Pengejaran Herlan kini dilakukan tim reserse gabungan. Terbaru, Tim 2 Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel ikut turun tangan.
“Ya benar. Saat ini sedang dalam penyelidikan,” ujar Kanit Opsnal Jatanras, Direskrimum Polda Kalsel, AKP Endri Ary Dinindra, dihubungi terpisah, Kamis (29/7).
Residivis Pembunuhan
Saat peristiwa terjadi, versi warga menyebut, Dedi seorang diri di rumah. Istrinya dan anaknya berada di acara pernikahan. Ia tak ikut lantaran sakit.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
"Jalan pun susah, kalau jalan seperti orang bungkuk,” ujar tetangga korban.
Lehernya tidak bisa menoleh bekas kecelakaan beberapa tahun lalu.
“Ibarat diajak duel ia tidak bisa melawan," katanya lagi.
Karenanya, Dedi tak lagi bekerja. Selama ini sang istrilah yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Istrinya bekerja sebagai pembungkus kerupuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," terang warga tadi.
Selama ini, menurut keterangan warga, tidak pernah ada masalah di antara keduanya. Jarak rumah pelaku dan korban hanya kurang lebih 50 meter.
Pelaku diketahui bekerja sebagai tukang bangunan. Hidup hanya berdua dengan sang istri Nurdawati. Keduanya belum memiliki anak.
Sang istri pun tidak bekerja. Di mata masyarakat, Herlan memang dikenal tertutup.
Hubungan rumah tangganya pun sempat diterpa masalah.
Dari cerita-cerita warga setempat, jika sebelum kejadian terjadi cekcok antara H dan istrinya.
Kabarnya sang istri sampai diancam akan dibacok, tapi kemudian berlari ke rumah Dedi. Saat itulah Dedi mencoba menengahi keduanya.
"Mungkin saat itu kejadiannya, tapi kami juga belum yakin. Sebenarnya informasi yang jelas ini ke istrinya H. Soalnya dia pasti tahu, tapi sampai sekarang orangnya tidak kelihatan, enggak tahu ke mana," kata warga tadi.
H juga tercatat sebagai residivis. Dia pernah dipenjara di Kotabaru dengan kasus pembunuhan.
"Tapi dia asli orang Desa Gambah. Tapi memang di masyarakat suka meresahkan kalau habis minum-minum. Banyak yang tidak suka dengan H," tutup warga tadi.