Pemkab Barito Kuala

Songsong 2021, Barito Kuala Prioritaskan Pelayanan Publik

apahabar.com, MARABAHAN – Sudah mencapai sejumlah target, tak membuat Pemkab Barito Kuala puas. Tepat berusia 61…

Featured-Image

bakabar.com, MARABAHAN – Sudah mencapai sejumlah target, tak membuat Pemkab Barito Kuala puas. Tepat berusia 61 tahun, Senin (4/1), target baru diusung dalam semangat Bersinergi Melayani.

Menggunakan sejumlah Indikator Kinerja Utama (IKU), Batola di bawah kepemimpinan Bupati, Hj Noormiliyani AS, dan Wakil Bupati, H Rahmadian Noor, telah membukukan sejumlah pencapaian.

Dari sisi pembangunan sarana dan prasarana wilayah, persentase ketersediaan infrastruktur perdesaan sudah mencapai 72,81 persen dari target 60 persen.

Kemudian persentase ketersediaan infrastrukntur perkotaan, tercatat mencapai 52,72 persen dari target 45 persen. Sedangkan indeks kualitas lingkungan memperoleh 57,90 persen dari target 50,76 persen.

Pun hasil kerja pembangunan perekonomian yang didominasi bidang pertanian, juga memberikan gambaran bahwa pendapatan per kapita masyarakat sepanjang 2019 mengalami peningkatan.

Tercatat persentase pertumbuhan sektor pertanian sudah terealisasi 4,20 persen dari target 1,78 persen. Sementara pendapatan daerah tercapai 14,97 persen dari target 14,50 persen.

Dengan Gini Ratio 0,34 persen, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita tercapai Rp25 juta dari target Rp24,58 juta.

Sedangkan IKU pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan juga terlihat menggembirakan.

Memasuki usia 61 tahun, Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Batola mencapai 12,43 tahun. Kemudian angka harapan hidup dari target 65,60 tahun, terealisasi 65,73 tahun.

Kendati tingkat pengangguran tetap 3,99 persen, Batola mampu menurunkan level kemiskinan hingga 4,63 persen.

Menata Desa Melalui BKT

Sesuai visi misi membangun desa dan menata kota, Pemkab Batola tetap melanjutkan pelaksanaan Bedah Kampung Terintegrasi (BKT) yang menyasar 19 desa tertinggal.

Dimulai sejak 2019, 3 desa sudah dijamah BKT. Mulai dari Desa Banitan, Bahandang, hingga Sungai Telan Besar. Proyek ini tak cuma dikerjakan satu stakeholder, melainkan dirampungkan bersama-sama.

Sementara sepanjang 2020, program itu sudah dilaksanakan di Desa Tamba Jaya, Rantau Bamban, Tabatan Baru, Balukung dan Patih Muhur.

Tak cuma perbaikan infrastruktur seperti rehabilitasi rumah tak layak huni, jalan, jembatan atau bangunan sekolah, sumber daya manusia juga menjadi sasaran BKT.

Di antaranya melalui pelatihan pengolahan kerupuk udang, pelatihan tata rias kecantikan, bantuan ternak, hingga Kejar Paket B dan C.

Genjot Kutabamara

img

Menggunakan sepeda motor, Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, memantau perkembangan pembangunan ruas jalan Kutabamara. Foto: bakabar.com/Bastian Alkaf

Masih terkait visi misi, Batola terus menggejot penyelesaian pembuatan ruas jalan Kuripan Tabukan Bakumpai Marabahan (Kutabamara) sejauh 59 kilometer.

Dimulai sejak 2018, program ini lebih fokus kepada infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungkan keempat kecamatan tersebut.

Hingga akhir 2020, sudah dilakukan pengaspalan ruas jalan Marabahan-Anjir Talaran sepanjang 8,6 kilometer, dan pengerasan jalan ruas Desa Antar Raya-Desa Balukung sepanjang 7,5 kilometer.

Selanjutnya pengerasan jalan ruas Desa Jambu Baru-Desa Kabuau sepanjang 9,6 km, serta peningkatan struktur Jalan Tabukan Raya-Muara Pulau sepanjang 7 kilometer.

Realisasi Jejangkit Ecopark

Dilandasi kesadaran tidak memiliki destinasi wisata alam, Batola juga mulai merealisasikan Jejangkit Ecopark di lahan bekas puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Kecamatan Jejangkit.

Dibangun sejak Juli 2020, kegiatan yang sudah dilakukan adalah pematangan lahan, galian dan urugan lahan, pembuatan taman dan vegetasi kawasan, dan pembangunan pelengkap kegiatan kawasan.

Dikerjakan dalam dua tahap, proyek ini masing-masing menghabiskan anggaran biaya Rp959 juta dan Rp578 juta.

Direncanakan mulai 2021, dilakukan pembangunan fasilitas pendukung kawasan, pengadaan wahana permainan dan barang pelengkap kegiatan wisata.

Juga dikerjakan site development, jembatan-jembatan penghubung pulau dan dermaga. Dilanjutkan kegiatan media edukasi dan publikasi kawasan ekowisata mulai 2022.

Ujian Covid-19

img

Berusaha mengurangi beban masyarakat, Pemkab Batola memberikan bantuan bahan pokok sejak April hingga Desember 2020. Foto: bakabar.com/Bastian Alkaf

Pandemi Covid-19 benar-benar mengganggu semua aspek kehidupan di Batola. Sejak kasus pertama ditemukan 7 April 2020, total kasus konfirmasi di Bumi Selidah mencapai 952 orang.

851 orang di antaranya berhasil disembuhkan pasca diisolasi di berbagai tempat, 13 meninggal dunia dan 88 kasus aktif hingga update terakhir, Selasa (5/1).

“Dalam upaya pelaksanaan pembangunan sepanjang 2020, kami menghadapi tantangan berat akibat Covid-19,” ungkap Noormiliyani.

“Dari sektor pendapatan, terjadi pengurangan dana transfer dari Pemerintah Pusat. Di sisi lain, juga harus dialokasikan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan Covid-19,” tambahnya.

Dana penanganan Covid-19 pun dianggarkan Rp13,5 miliar. Hingga November 2020, sudah terserap Rp11,7 miliar.

Anggaran itu digunakan antara lain untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap I dan II, dilanjutkan PS2DK Kampung Tangguh Mahelat Lebo.

Untuk meringankan beban masyarakat, disalurkan bantuan bahan pokok sejak April hingga Desember 2020. Juga digelontorkan total dana sebesar Rp1,7 miliar untuk membantu kelangsungan 1.000 UMKM dan 10 koperasi.

Tahun Pelayanan Publik

Sembari memperbaiki beberapa kekurangan, Batola mencanangkan setahun kedepan sebagai Tahun Pelayanan Publik.

Sebagai langkah awal, Pemkab Batola membantuk Satuan Tugas Pelayanan Publik yang diketuai Rahmadian Noor.

Satgas ini bertugas untuk memastikan pelayanan telah benar-benar dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat, serta mengevaluasi sejumlah kekurangan.

“Dalam anggaran 2021, mayoritas anggaran diarahkan kepada hal-hal yang langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat,” beber Noormiliyani.

“Sebaliknya anggaran yang tak berhubungan langsung seperti konsumsi, narasumber, penggandaan dan lain-lain, otomatis harus dikurangi,” sambungnya.

Tekad memprioritaskan pelayanan publik ini juga sudah ditekankan Noormiliyani kepada 170 pejabat eselon II, III dan IV yang dilantik di pengujung 2020.

“Saya berharap kepada pejabat baru maupun lama agar dapat berkomunikasi dengan bijak kepada bawahan, sehingga bisa melahirkan terobosan baru dalam pelayanan publik,” pesan Noormiliyani.

“Salah satunya adalah tertib data. Jangan sampai terjadi lagi masyarakat miskin tidak terdata dan akhirnya terlewat dari bantuan. Apalagi Batola segera menghadapi tahun pelayanan publik,” tegasnya.

Rencana prioritas lain yang dicanangkan segera berjalan adalah Program Permata Bunda. Program ini memiliki sasaran utama menekan stunting, serta angka kematian ibu dan anak.

Teknis Program Permata Bunda adalah pemberian makanan tambahan untuk ibu dan anak, mulai masa kehamilan sampai melahirkan.



Komentar
Banner
Banner