bakabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah siswa di SMPN 9 Banjarmasin kembali dilarang ikut pembelajaran tatap muka (PTM) pekan kedua. Hal itu sebagai protokol pencegahan Covid-19.
Pasalnya, keduanya berasal dari Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin. Daerah ini masuk zona oranye Covid-19.
"Kita sudah mendata. Siswa berdomisili di zona oranye tidak diperkenankan masuk ke sekolah, mereka memilih untuk belajar di rumah saja," ujar Kepala SMPN 9 Banjarmasin, Pahri.
Ia mengatakan bahwa kebijakan untuk siswa zona oranye memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) hanya pekan ini.
Sepekan lalu, pihaknya hanya menerapkan sosialisasi kepada orang tua siswa. Mulai protokol kesehatan hingga pembagian kelas bagi siswa.
"Bahwa dari rumah harus pakai masker. Di dalam tas anak harus ada masker cadangan dan usahakan ada handsanitizer. Kami mengimbau juga untuk membawa bekal," ucapnya.
Ia juga menerangkan bahwa siswa ataupun tenaga pendidik jika kedapatan memiliki suhu tubuh di atas 38 celcius akan dipersilakan pulang. Hal tersebut juga berlaku bagi siswa kurang enak badan, seperti flu dan panas.
"Alhamdulillah tidak ada yang di atas 38. Kami tetap kontrol," pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, Disdik Banjarmasin resmi memperpanjang PTM hingga sepekan ke depan sejak hari ini.
Perpanjangan PTM berdasar hasil rapat evaluasi Sabtu (17/7) malam. Namun ada sejumlah syaratnya.
Pertama, hanya sekolah di zona aman, yakni hijau dan kuning yang boleh melanjutkan PTM.
Kemudian, jumlah guru yang mengajar pun tidak kurang dari 80 persen telah divaksinasi.
Selanjutnya, sekolah memfasilitasi vaksinasi siswa berumur di atas 12 tahun.
Disdik juga meminta Satgas Covid-19 di satuan pendidikan proaktif mengawasi jalannya PTM.
"Sekolah juga mengedukasi warga atau orang tua dalam penerapan prokes," ucap Totok.
Namun begitu PTM hari ini tidak semua diikuti oleh satuan pendidikan. Terlebih yang berada di zona oranye penyebaran Covid-19.