bakabar.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR minta penayangan film His Only Son dihentikan. Menurutnya, cerita Ibrahim di film tersebut tak sesuai dengan keyakinan masyarakat.
Menurutnya film tersebut memiliki muatan cerita yang kontroversi karena tidak sesuai dengan penuturan dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diyakini oleh umat Islam di Indonesia.
"Beredarnya film His Only Son di Indonesia sebaiknya dihentikan atau banned. Narasi film ini penuh dengan kontroversi. Muatan film ini tidak seperti pemahaman selama ini tentang sejarah Nabi Ibrahim As yang diyakini umat Islam di Indonesia pada umumnya,” ujarnya yang dikutip, Jumat (15/9).
Namun, seperti apa cerita dibalik film His Only Son yang telah tayang sejak 30 Agustus 2023.
His Only Son bercerita tentang perjalanan Abraham yang berdasarkan penuturan dari Alkitab, kitab suci yang dianut oleh umat Kristen.
Berlatar utama di Kanaan, film ini berpusat pada kisah dari Kejadian 22 dalam Perjanjian Lama ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, Ishak, di Gunung Moria.
Mengambil latar waktu pada tahun 2000 SM, di Kanaan, Tuhan memanggil Abraham untuk mengorbankan putranya, Ishak, sebagai korban bakaran di gunung Moria.
Abraham kemudian membawa dua pelayannya, yaitu Kelzar yang merupakan putra kepala pelayan Eliezer dari Damaskus, dan Eshcolam, seorang Pelishtiy. Abraham juga membawa Ishak sebagai bagian dari perintah Tuhan.
Dalam perjalanannya, mereka bertemu dan diinterogasi oleh beberapa penjaga Pelishtiy dari Abimelekh. Namun, mereka dilepas setelah Abraham mengungkapkan dirinya sebagai Abraham, yang mengenal Raja Abimelekh.
Sepanjang perjalanan, Abraham mengingat janji Tuhan tentang tanah dan keturunan dan bagaimana Sarah menasihati Abraham untuk pergi ke Mesir saat terjadi kelaparan.
Namun perjalanan Abraham dalam melaksanakan perintah Tuhan tidak berjalan dengan mulus. Ia harus mengahadapi perselisihan pelik yang terjadi antara Abraham, Sarah, dan Hagar.
Kisah yang disampaikan dalam film tersebut jauh berbeda dengan kisah Ibrahim As yang diyakini mayoritas Muslim di Indonesia. Terutama soal bagaimana perjalanan Ibrahim As mendapatkan wahyu untuk mengorbankan anaknya, Ismail As, sebagai bukti ketaatan Ibrahim pada perintah Allah SWT.