bakabar.com, BANJARBARU - Maraknya kasus kebakaran hutan dan lahan membuat Pemprov Kalsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengupayakan untuk mendatangkan heli water bombing dan pesawat teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kalsel, Bambang D. Mulyadi, menyampaikan pihaknya sedang melakukan komunikasi secara intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar bantuan bisa tiba bulan ini.
"Insyaallah paling lambat akhir Juni TMC dan helikopter water bombing datang ke Kalsel," ujar Bambang, Senin (12/6).
Baca Juga: Kabar Duka, Jemaah Haji Asal Batola Meninggal Dunia di Madinah
Sementara pesawat TMC akan dijalankan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional.
TMC difungsikan untuk pembasahan lahan lebih awal dengan cara mengisi semua waduk dan embung dengan hujan buatan.
Karhutla di Banua memang mulai marak. Pemprov Kalsel sampai harus menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan.
Kepala BPBD Kalsel, Suria Fadliansyah, mengatakan surat edaran terkait penetapan status siaga dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sudah mereka terima beberapa waktu lalu.
"Status siaga mulai Rabu (31/5) lalu sampai 15 November 2023 mendatang," ungkapnya.
Baca Juga: Mahasiswa se-Kalsel Mencari Supian HK, Datangi Kantor DPRD Suarakan Kerusakan Lingkungan
Ada beberapa dasar yang membuat Pemprov Kalsel menetapkan status siaga karhutla. Pertama, berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau dimulai pertengahan Mei dan puncaknya Agustus hingga September 2023.
Selain itu, dua kabupaten dan kota juga telah menetapkan status siaga yakni Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).