Perkara yang Mengurangi Pahala Puasa
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di dalam buku 99 Hadis Pedoman Hidup Manusia, menyebutkan hal yang dapat mengurangi pahala puasa, seperti berkata kotor, berteriak-teriak, perbuatan haram, perkataan haram, maksiat, sampai pertikaian.
Ia menerangkan lebih lanjut:
"Yang dimaksud berkata kotor yakni berkata buruk. Dan arti berteriak-teriak adalah dengan ucapan yang bisa menimbulkan fitnah dan permusuhan."
Syaikh As-Sa'di berpendapat demikian lantaran bersandar pada hadits qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah:
"Puasa adalah perisai, apabila seseornag darimu berpuasa hendaknya jangan berkata kotor dan berteriak-teriak." (Muttafaq Alaih)
Syaikh Fathi Ghanim dalam Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan, turut menukil hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan sejumlah perawi:
"Puasa adalah tameng. Apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, maka pada saat itu janganlah ia berbuat rafats dan bertindak bodoh." (HR Muslim, Nasa'i & perawi lain.
Syaikh Ghanim menjelaskan matan hadits 'berbuat rafats & bertindak bodoh', menurutnya:
"Rafats maknanya yaitu janganlah orang yang berpuasa berkata-kata keji. Sedang makna jangan bertindak bodoh yakni jangan sampai orang yang sedang berpuasa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang bodoh, semisal menjerit-jerit, mengejek atau membodohi orang lain"
Meski secara mutlak perbuatan-perbuatan tersebut dilarang atas kaum muslim, hanya saja larangan saat orang tersebut lebih ditekankan lagi, daripada ketika ia di luar berpuasa. Orang yang puasa tengah menjalankan ibadah, sehingga ia tidak layak melakukan perbuatan dosa serta maksiat.
Muhammad Ali Al-Hasyimi dalam kitab Syakhshiyyatul Mar'ah Al-Muslimah Kama Yasughuhal Islam fil Kitab was Sunnah yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar, menyebut orang yang berpuasa mesti mencermati perkara berikut:
"Dia juga memperhatikan akhlak-akhlak orang yang sedang puasa, menjaga lidah, pandangan mata dan anggota badannya dari hal-hal yang dapat mengotori puasanya atau mengurangi pahalanya."
Buku Jalan Syari'at Hakikat Dalam Ibadah Puasa oleh Abu Nur Ahmad Al-Khafi Anwar turut menyebut contoh perbuatan yang mampu menghapus pahala puasa, di antaranya; ghibah, bermesraan, membayangkan hal tak senonoh, berdusta, mendengarkan dan menonton hal yang diharamkan syariat, tidur sepanjang hari, hingga sengaja berlama-lama mandi atau berenang.