bakabar.com, MARTAPURA - Warga Desa Paau, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalsel akan menggelar acara adat Seserahan Hutan.
Mengambil tema Haragu Adat, Jaga Alam, acara adat warga Desa Paau ini digelar selama dua hari, 20-21 September 2021 nanti.
"Mengapa kita menggunakan tema tersebut, karena acara seserahan hutan ini memiliki hubungan yang sangat erat antara alam dan manusia," ujar Aspiani Alpawi Sekretaris Desa (Sekdes) Paau, Aranio, Kabupaten Banjar kepada bakabar.com Jumat (10/9).
Tradisi ini sudah berlaku turun temurun. Dalam ritual aneka panganan (kue) dibagikan kepada warga atau pengunjung, seperti halnya prosesi ritual adat Suku Dayak pada umumnya.
Warga Desa Paau merupakan garis keturunan Suku Dayak Kayutangi dan sebagian lagi Suku Banjar. Desa Paau sendiri berada di bagian hulu Waduk Riam Kanan.
Pawi mengatakan, acara yang digelar kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, karena masih pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaanya, Pawi mengungkapkan, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dengan mengenakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan menggunakan masker, sesuai aturan PPKM Level 3.
Dalam acara Seserahan Hutan nanti pihaknya hanya mengundang sekitar 200-300 orang saja di tempat terbuka.
"Kami tidak mengundang secara terbuka, namun kami cuma memberitahukan saja dan mengabarkan melalui Instagram @paauvillage," tuturnya.
Pihaknya akan menyediakan transportasi air untuk akomodasi para pengunjung yang ingin menghadiri acara Seserahan Hutan.
Transporasi biasa burpa kapal (perahu motor) yang digunakan warga untuk menyeberangi waduk Riam Kanan agar sampai ke Desa Paau dan menuju ke objek wisata Batu Balian yang menjadi tempat Seserahan Hutan.
"Untuk kedatangan pengunjung sekitar pukul 07.00 WITA dan akan diangkut ke Desa Paau dengan perjalanan sekitar 2 jam,"' ujarnya.
Kisaran pukul 11.00 WITA, para pengunjung dipersilakan untuk mencari tempat di Batu Balian senyaman mungkin untuk mendirikan tenda dan menggantung hammock.
"Karena memang tempat Seserahan Hutan di Batu Balian kita ini memang di alam (terbuka)," tuturnya.
Sekitar pukul 12.00 WITA, pengunjung akan dipersilakan untuk menikmati jamuan yang telah disediakan oleh pihaknya.
Namun untuk para pengunjung, Pawi menyarankan untuk membawa alat masak sendiri atau membeli di warung yang ada di Desa Paau.
"Jika tidak ingin berat membawa alat masak sendiri, warung-warung di sini juga menyediakan nasi bungkus," ucapnya.
Pawi mengatakan, acara Seserahan Hutan Desa Paau ini juga menyediakan kontes foto dengan objek potret sekitar Wisata Adat Batu Balian.
"Dalam kegiatan ini Lembaga Adat Desa Paau dibantu oleh para relawan bersama dengan Organisasi Pecinta Alam dan Seni (Orpala X-Pas) Borneo Kalimantan Selatan yang akan menghandle-nya," ungkapnya.
Selain itu, acara seserahan hutan tersebut juga akan difasilitasi dengan arung jeram memanfaatkan Sungai Batu Balian.
“Jadi nanti kita sediakan ban dalam mobil untuk belarut (arung jeram, red) yang dilakukan di pinggiran sungai Batu Balian," jelasnya.
Pada pukul 16.00 wita, acara kemudian dilanjutkan dengan membuka gelanggang permainan seni beladiri Kuntau (beladiri khas banjar).
"Untuk acara ini kita juga mempersilahkan para pengunjung yang ingin menunjukkan aksi bela dirinya dari aliran manapun yang ingin tampil dan akan kita mendata dan disilakan untuk menampilkan," ucapnya.
Dalam hal ini, Sekdes Paau mengatakan pihaknya mengangkat budaya beladiri kuntau ini untuk memberikan motivasi kepada generasi muda agar terus melanjutkan dan melestarikannya.
Setelah selesai acara-acara tersebut barulah kegiatan inti seserahan hutan dimulai. Pihak lembaga adat akan menyampaikan sekilas tentang tujuan dilaksanakan Seserahan Hutan.
Saat itu akan dimainkan musik biola yang dulu pernah ditampilkan dalam acara Babalian dengan balutan aroma mistis.
"Setelah itu baru kita mulai proses penyerahan kue yang dipersiapkan untuk seserahan hutan," beber Pawi.
Untuk acara penutup, pihaknya menggelar acara terakhir yaitu diskusi kupas budaya yang dihadiri oleh pecinta budaya, sejarawan, sastrawan, serta mahasiswa.
Dalam acara tersebut juga akan dihadiri oleh Pakar Sejarah Universitas Lambung Mangkurat ULM Banjarmasin, Heriansyah dalam sesi Kupas Budaya.
"Untuk pagi nya nanti para undangan dan juga pengunjung sudah bersiap untuk ke pelabuhan dan kapal sudah kita persiapkan untuk kepulangannya," tuturnya.
Pawi mengatakan pihaknya juga telah bersilaturahmi dengan Bupati Banjar, H Saidi Mansyur pada hari Kamis 9 September kemarin.
Dalam kunjungan pihaknya tersebut, Saidi Mansyur menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang digelar di Desa paau.
"Bapak Bupati kemarin itu mengaku sangat tertarik dan mengapresiasi karena kegiatan kita ini merupakan kearifan lokal, namun karena PPKM ini beliau tidak bisa berhadir, dan harapannya di acara yang selanjutnya beliau mengatakan semoga bisa berhadir," tutupnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, ritual adat Seserahan Hutan telah diagendakan menjadi salah satu event wisata melalui pengembangan Hutan Wisata oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.
Namun, akibat pandemi, pelaksanaan ritual adat ini tidak banyak mengundang pihak luar dan dilaksanakan terbatas oleh masyarakat desa saja.
Aksi Balas Budi, Komunitas Gerakan Kaos Hitam Banjarbaru Galang Dana Banjir Kalteng