bakabar.com, JAKARTA - Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) memproyeksikan untuk mengembangkan kawasan pariwisata unggulan seperti Bali.
Dengan adanya pariwisata unggulan, diharapkan IKN dapat menumbuhkan perekonomian lokal khususnya di bidang pariwisata. Di antaranya dengan strategi pemberdayaan masyarakat lokal dan pembangunan kota ramah anak dan perempuan.
Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin menilai dengan pengalaman pengembangan pariwisata di Bali, diharapkan pariwisata yang tersedia dapat mempertahankan budaya lokal yang dapat diadaptasi di IKN.
Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi Digital, OIKN: Penting dalam Pembangunan IKN
Pengalaman tersebut menurutnya perlu diadaptasi seiring pembangunan IKN yang semakin masif. Termasuk di antaranya jumlah pendatang di wilayah IKN yang semakin meningkat ke depan.
“Salah satu program yang akan dilakukan tahun ini adalah mengajak seluruh kabupaten/kota untuk datang dan tampilkan kebudayaan mereka, dan budaya Kaltim / Kalimantan akan selalu tampil bergantian di Titik Nol Nusantara samping menunggu rest area selesai dikerjakan, lalu pindah ke sana, sembari bersama dengan UMKM (usaha mikro kecil menengah) memasarkan produknya,” kata melalui keterangan tertulis, Minggu (11/6).
Baca Juga: Dukung Pembangunan Financial Center di IKN, OJK Buat Kajian Khusus
Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bali Ida Ayu Nyoman Candrawati menjelaskan bagaimana Bali melakukan transformasi ekonomi melalui peta jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali era baru yang hijau, tangguh, dan sejahtera.
“Ekonomi Kerthi Bali inilah yang diimplementasikan ke perangkat-perangkat daerah termasuk peta jalan pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Candra.
Dia menambahkan, tentu ada nilai-nilai kearifan lokal hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan manusia, ada manusia dengan alam itu menjadi bagian yang dipedomani di Bali khususnya dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Gedung DPR RI di IKN, Menteri PUPR: Mulai Dibangun Tahun 2024
Untuk mewujudkan Bali Era Baru, terdapat tiga dimensi yang menjadi pedoman. Pertama, bisa menjaga keseimbangan alam, krama, dan kebudayaan Bali.
Kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketiga, merupakan manajemen risiko, yakni memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.