bakabar.com, WONOSOBO - Mi ongklok, kuliner khas Wonosobo yang disajikan bareng sate sapi dan tempe kemul. Dinikmati saat panas dengan aroma dan rasa yang khas.
Wonosobo terkenal akan wisata Dataran Tinggi Dieng, Telaga Warna, dan Bukit Sikunir. Hawa dingin Wonosobo yang menyejukkan tubuh dibarengi pemandangan indah membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung
Tak hanya udara yang sejuk dan pemandangan yang indah Kabupaten Wonosobo juga kaya akan kulinernya yang siap memanjakan lidah.
Salah satu kuliner tradisional yang paling terkenal di Kabupaten Wonosobo adalah mi ongklok. Kuliner tradisional ini menjadi maskot dan bahkan hampir ada di semua sudut Kabupaten Wonosobo.
Sesuai namanya, mi ongklok adalah mi yang diracik dengan potongan kol dan daun kucai, lalu disiram dengan kuah kental yang panas dan berwarna kecoklatan.
Baca Juga: Mencicipi Nasi Lesah, Kuliner Langka yang Hanya Ada di Magelang
Sedangkan kata ongklok berasal dari nama alat masaknya, yakni ongklok yang berupa keranjang kecil dari anyaman bambu, dipakai untuk membantu perebusan mi dan hanya ada di Wonosobo.
Keistimewaan tambahan dari mi ongklok, yaitu disajikan dengan dilengkapi sate sapi dan tempe kemul khas Wonosobo sehingga semakin menggoda lidah.
Meski banyak pedagang yang menjual mi ongklok, ada satu kedai yang paling populer dan selalu ramai pengunjung. Namanya “Mie Ongklok Longkrang.” Lokasinya berada 500 meter dari Alun-Alun Kabupaten Wonosobo.
Lokasi persis Mi Ongklok Longkrang adalah di Jalan Pasukan Ronggolawe Nomor 14 Kampung Longkrang, Kelurahan Wonosobo Timur, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Warung Mie Ongklok Longkrang yang berdiri sejak 1975 itu didirikan Waluyo dengan resep racikan keluarga.
Baca Juga: Mencicip Mangut Beong, Kuliner Khas Magelang Dekat Candi Borobudur
"Masih menggunakan cara tradisional untuk mempertahankan cita rasa Mie Ongklok Longkrang agar tidak berubah," kata Waluyo, Senin (24/7).
Setiap hari, Waluyo dibantu dua karyawannya menyajikan ratusan mangkok mi ongklok mulai jam 10.00 hingga 17.00 WIB.
Jika hari libur, ia bahkan perlu menyiapkan nomor antrian untuk mengatur banyaknya pembeli yang datang ke kedainya.
Selain rasanya yang sedap karena memadukan gurih, manis dan khas, Mi Ongklok Longkrang juga dibanderol dengan harga sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp11.000 per mangkok.
Sedangkan untuk sate sapinya dijual dengan harga Rp28.000 per porsi, yang berisi 10 tusuk sate.
Seorang pengunjung asal Semarang, Laras (32) menuturkan, sensasi menikmati mi ongklok selalu membuatnya ketagihan.
"Setiap berkunjung ke rumah mertua selalu menyempatkan mampir, rasanya unik, dan hanya ada di Wonosobo," tuturnya.
Laras dan keluarganya selalu memilih Mi Ongklok Longkrang karena rasanya otentik, harga terjangkau dan satu jalur dengan lokasi wisata.
"Rela antre sekalian istirahat, kalau mau pulang kampung searah dan kalau mau wisata ke Dieng dekat, jadi sekalian," ujarnya.