bakabar.com, MARTAPURA – Meringankan beban warga terdampak banjir di Desa Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, yang terjadi Januari tadi, bantuan bumbu dapur disalurkan.
Bantuan disalurkan oleh Persatuan Istri Karyawan-Karyawati (PIKK) PLN Regional Sumatera Selatan dan Serikat Pekerja PT PLN, Rabu (17/2/2021).
Bantuan bumbu dapur itu seperti bawang merah, bawah putih, garam, dan lainnya, hingga minyak goreng. Tak hanya itu, susu kemasan siap minum juga dibagikan kepada warga.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh rombongan yang dipimpin Erwina Abdan ke masing-masing rumah warga.
Erwina mengatakan, bantuan itu diberikan sesuai dengan keinginan warga yang selama ini mengaku hanya mendapatkan bantuan berupa sembako.
“Jadi ini sesuai dengan yang mereka harapkan. Memang pascabanjir, bantuan pasti berkurang, ini yang penting, jangan terlupakan. Sementara warga masih susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Erwina.
Dia berharap bantuan itu dapat meringankan beban warga Desa Lok Buntar yang selama ini mengalami musibah banjir.
“Kita berharap pascabanjir ini, warga kembali bangkit dan bisa kembali beraktivitas,” ujar dia berharap.
Sementara itu, seorang warga RT 1, Bainah sangat bersyukur atas bantuan itu.
Pasalnya, sudah lama sekali mengharapkan bantuan berupa bumbu-bumbu dapur yang selama ini sulit didapat.
“Kami senang banar (sekali, red) dapat bantuan ini. Karena ini yang kami harapkan. Belum ada donatur yang menyalurkan, memperhatikan keperluan ini. Apalagi kami memang ngalih (sulit, red) menukarnya (membelinya, red). Selain ngalih dicari di desa, tidak ada yang jual, ditambah kondisi keuangan kami jua (juga, red),” ungkap Bainah.
Sementara itu saat bantuan diserahkan, seorang warga lainnya berceletuk, dengan bumbu dapur, kini bisa bikin sambel. “Nyaman am (enak, red) makan mun kaya (jika seperti, red) ini (bumbu dapur),” sahut warga.
Desa Lok Buntar merupakan wilayah paling terdampak banjir di Kabupaten Banjar, Januari tadi. Sebanyak 512 rumah warga dari 8 RT terdampak banjir.
Saat ini air memang sudah surut. Namun akses jalan masih sulit dilalui.
Bahkan, sejumlah rumah warga RT 8, yang posisi paling ujung, masih ada yang terendam. Debit air setinggi lutut orang dewasa di dalam rumah.