bakabar.com, JAKARTA - Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan pendapatan bersih sebesar 1,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada semester I- 2023. Adapun posisi laba bersih sebesar 0,3 juta dolar AS.
Direktur SDM & Urusan Korporat TPIA Suryandi menegaskan EBITDA perseroan tercatat positif sebesar 95,3 juta dolar AS pada semester I-2023, atau meningkat 295,4 persen year on year (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar 24,1 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu, sebagaimana keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (1/8).
“Kinerja perseroan yang tangguh juga terlihat dalam ketahanan finansial dan berhasil mempertahankan neraca yang kuat, serta mempunyai fleksibilitas dalam menjalankan strategi bisnisnya,” ujar Suryandi.
Laba bersih setelah pajak perseroan tercatat sebesar 0,3 juta dolar AS, dari sebelumnya tercatat rugi bersih sebesar 64,7 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hilirisasi Petrokimia, LCI Bangun Pabrik Senilai Rp60 Triliun
Kemudian, perseroan mencatatkan liquidity pool sebesar 2,3 miliar dolar AS, yang terdiri dari kas dan setara kas sebesar 923 juta dolar AS, surat berharga 954 juta dolar AS, dan fasilitas committed revolving credit sebesar 405 juta dolar AS.
Di tengah adanya volatilitas yang berkelanjutan di masa mendatang akibat ketidakpastian geopolitik dan harga energi, menurut Suryandi, perseroan tetap percaya pada prospek jangka panjangnya dan melaksanakan rencana ekspansinya dengan disiplin dan fokus.
Selama semester I-2023, ia menyebut perseroan telah menyelesaikan dan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan INA, Sovereign Wealth Fund Indonesia dalam rangka mengembangkan pabrik chlor-alkali berskala dunia di Indonesia.
Pabrik tersebut, jelasnya, dirancang untuk melayani industri hilir Indonesia yang sedang berkembang dengan fokus pada rantai nilai Electric Vehicle (EV).
Baca Juga: Musim Giling, Pabrik Gula Ngadirejo Maksimalkan Produksi hingga Oktober
“Sebagai bagian dari rencana investasi yang dipercepat, perseroan telah menunjuk pemberi lisensi terkemuka dunia dan melanjutkan ke proses penawaran FEED (Front-End Engineering Design),” ujar Suryandi lagi.
Selain itu, perseroan melalui anak usahanya, yaitu Krakatau Daya Listrik (KDL), menyetujui untuk berinvestasi sebesar 200 juta dolar AS selama semester I-2023,
Melalui KDL, perseroan meningkatkan kepemilikannya dalam Krakatau Posco Energy (KPE), dari 10 persen menjadi 45 persen, yang dilakukan agar bisa berinvestasi bersama dengan Krakatau Posco untuk membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt (MW) setelah final investment decision diambil.
"Langkah ini mengukuhkan komitmen perseroan untuk memperdalam kemitraan strategis dan memperkuat posisinya sebagai investor kunci dalam sektor energi," ujar Suryandi.