bakabar.com, JAKARTA – Selepas libur panjang Natal, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Senin (28/12), diprediksi sedikit menguat.
Penguatan ini diyakini menjadi imbas sejumlah sentimen di dalam dan luar negeri, seperti reshuffle Kabinet Indonesia Maju dan transisi presiden AS.
“Kemungkinan nilai rupiah sideways dengan kisaran Rp14.210 hingga Rp14.235,” ungkap ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, seperti dilansir Bisnis Tempo.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan 23 Desember 2020, nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis mengikuti tren yang terjadi di pasar Asia.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau berada di posisi Rp14.200 per dolar AS, atau menguat 0,035 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara indeks dolar AS yang mengukur kekuatan Greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama melemah 0,24 persen ke posisi 90,43.
“Salah satu sentimen yang memengaruhi nilai tukar rupiah adalah kebijakan reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo,” ulas Yusuf.
“Reshuffle menteri memberi sedikit angin segar dalam penanganan pandemi di Indonesia, terutama penggantian Menteri Kesehatan,” tambahnya.
Namun demikian, juga terdapat sejumlah sentimen dari luar negeri yang berpotensi menjadi pemberat pergerakan nilai rupiah.
“Proses transisi dari Donald Trump kepada Joe Biden menjadi salah satu tantangan. Kemudian mutasi Covid-19 juga mulai berdampak kepada pembatasan akses yang lebih luas di berbagai negara,” tandasnya.