Kalsel

Sektor Pariwisata Kalsel Bergerak di Tengah Pandemi Covid-19

apahabar.com, BANJARMASIN – Selama pandemi Covid-19, masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar dan memperbanyak kegiatan…

Featured-Image
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan akhirnya melaksanakan webinar bertema ‘Pariwisata Kalimantan Selatan Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru’. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Selama pandemi Covid-19, masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar dan memperbanyak kegiatan di rumah saja.

Mulai dari bekerja, sekolah, berbelanja serta menghindari kerumunan dan kegiatan yang mengundang banyak massa juga harus dihentikan sementara waktu.

Perilaku itu sangat berdampak kepada sektor pariwisata. Bahkan pelaku usaha banyak mengambil kebijakan untuk merumahkan para pekerjanya.

Untuk itu, Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan akhirnya melaksanakan webinar (dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting) bertema 'Pariwisata Kalimantan Selatan Bergerak dengan Adaptasi Kebiasaan Baru', Kamis (22/10).

Hal ini pemerintah menilai bahwa sektor pariwisata harus bangkit dengan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

"Kami berupaya mengajak seluruh stakeholder untuk bersama-sama berdiskusi mencari solusi untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta melakukan eksplorasi potensi kerjasama untuk kembali menumbuhkan perekonomian daerah yang sempat terpuruk," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin

Tujuannya lain, Ia menerangkan untuk mendapatkan banyak informasi dan masukan dari seluruh stakeholder sektor pariwisata dan ekoomi kreatif.

Dengan begitu didapatkan strategi dan tata kelola yang sesuai dengan AKB di tengah pandemi Covid-19 untuk pemulihan dan pengembangan serta ekplorasi potensi pariwisata dan ekonomi kreatif guna menumbuhan perekonomian dan menyerap kembali tenaga kerja.

"Pandemi Corona telah memberikan dampak negatif terhadap pariwisata, untuk itu telah dilakukan sosialisasi Sapta Pesona di 13 kabupaten/kota di mana tempat wisata boleh buka setelah mendapatkan izin dari satgas Covid-19 masing-masing daerah," tuturnya.

"Pelaku pariwisata akan didorong untuk menjaga destinasi pariwisatanya dengan baik dan menjalani standar-standar yang telah ditetapkan, yaitu destinasi aan, destinasi sehat dan indah," paparnya lagi.

Bagi wisatawan diharapkannya 3 hal utama, yaitu memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak untuk mewujudkan program CHSE (Clean, Healthy, Safety and Environment). Hal itu juga dilakukan dengan mengedukasi masyarakat melalui berbagai media, baik cetak dan elektronik serta melalui media sosial.

Melalui webinar ini juga akan terjadi saling tukar informasi/urun rembug/koordinasi yang diharapkan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan langkah-langkah strategis yang perlu diambil dalam kerangka menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan terkait kepariwisataan di Kalimantan Selatan dalam masa AKB.

Di sisi lain, ASITA Kalimantan Selatan juga menerapkan rekomendasi dari para anggota dengan berpedoman pada aturan dan standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah terkait pelaksanaan kegiatan kepariwisataan di masa AKB di tengah situasi pandemi Covid-19.

Dewi Family dari DPD ASITA Kalimantan Selatan memaparkan pihaknya melakukan pendekatan dengan memastikan bahwa setiap protokol yang ditetapkan di perusahaan penyedia jasa pariwisata lebih fokus pada kesehatan, kebersihan dan pengurangan kontak fisik yang dibutuhkan wisatawan dan dapat memberikan pengalaman berwisata yang aman.

"ASITA ingin membangun seluruh anggota dalam usaha menghidupkan pariwisata di masa pandemi saat ini," ungkapnya dalam sesi pemaparan.

Tujuannya tak lain agar geliat pariwisata di Kalimantan Selatan kembali tumbuh, meskipun harus ada penyesuaian yang dilakukan oleh wisatawan dan juga penyedia jasa kepariwisataan.

Salah satu yang dilakukan juga dengan menerapkan protokol kesehatan terhadap tenaga kerja di tempat usaha kepariwisataan, yang di antaranya dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh pekerja dan pengunjung, pengaturan waktu kerja yang tidak terlalu panjang agar tidak kekurangan waktu istirahat, serta mewajibkan penggunaan masker dan alat pelindung diri yang disesuaikan ketika berhadapan dengan pengunjung.

"Termasuk pula menyediakan sarana cuci tangan atau hand sanitizer di tiap sudut yang terlihat, serta melakukan pembersihan area paling tidak 4 jam dalam sehari," pungkasnya.

Kegiatan ini menghadirkan Nia Niscaya, SH, MBA selaku Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Syarifuddin, M.Pd selaku Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Plt. Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalimantan Selatan yang diwakili Dewi Family, serta Akhmad Hipni Nur, S.Kep selaku Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, yang memberikan pemaparan terkait sejumlah materi.

Komentar
Banner
Banner