Nasional

Sekjen PBNU Tegaskan Tidak Ada Pertentangan Islam dengan Pancasila

apahabar.com, JAKARTA –  Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini kembali menegaskan tak…

Featured-Image
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Foto-net

bakabar.com, JAKARTA – Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini kembali menegaskan tak ada pertentangan antara nilai-nilai Islam dengan Pancasila. Keterangan tersebut disampaikan dirinya di momentum Hari Lahir Pancasila yang diperingati hari ini, Selasa (1/6).

Hal tersebut sudah diputuskan NU dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama di Situbondo tahun 1983 dan dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU di Situbondo tahun 1984.

“NU menyatakan bahwa Pancasila merupakan konsensus kebangsaan yang bersifat final. NU memutuskan bahwa Tidak ada pertentangan antara Islam dengan Pancasila,” kata Helmy seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (1/6).

Helmy menegaskan bahwa NU memiliki komitmen dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Sebab, NU memegang prinsip bahwa segala ikhtiar untuk mengawal, melestarikan, dan mempertahankan Pancasila patut didukung dan diapresiasi.

“Terlebih kini Indonesia berada di tengah ancaman ideologi trans nasionalisme yang merapuhkan sendi-sendi keutuhan bangsa dan persatuan nasional,” kata dia.

Helmy menyatakan momentum hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni bisa dijadikan sebagai wahana untuk terus berpikir dan berlaku positif.

“Hari lahir Pancasila juga harus dijadikan momentum untuk bergerak secara positif agar semua dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata dia.

Sementara itu, di momentum yang sama Presiden Joko Widodo menyebut bahwa yang menjadi ancaman bagi Pancasila adalah kehadiran ideologi transnasional radikal.

Jokowi menyatakan perkembangan ideologi transnasional radikal dipercepat dengan perkembangan teknologi, baik revolusi industri 4.0 maupun konektivitas 5G. Lewat bantuan teknologi tersebut, lanjutnya, ideologi transnasional semakin cepat berekspansi kepada masyarakat.

“Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini,” ujarnya



Komentar
Banner
Banner