Tak Berkategori

Sekelumit Kisah Octavia, Ibu Muda yang Tewas Tertabrak Mobil BPK di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Kisah tragis dialami Oktavia (19), korban serudukan maut armada barisan pemadam kebakaran (BPK)…

Featured-Image
Oktavia menjadi korban serudukan maut mobil barisan pemadam kebakaran dikenal sebagai sosok penyayang. Karenanya, banyak yang menyesalkan kepergian remaja beranak satu tersebut. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Kisah tragis dialami Oktavia (19), korban serudukan maut armada barisan pemadam kebakaran (BPK) di Jalan Ahmad Yani, Kilometer 5.

Sejak empat hari lalu, fakta-fakta baru di balik insiden kecelakaan maut yang dialami Octavia terus tersingkap hingga menjadi perhatian publik.

Yang paling menyorot perhatian ternyata Oktavia adalah seorang ibu muda. Punya anak perempuan yang masih teramat kecil. Usianya baru lima bulan. Namanya Ayana Diyan Saputri.

Sekelumit kisah tentang Oktavia pun keluar dari mulut sang kakak. Dia adalah Ayu Lestari, anak tertua dari tiga bersaudara.

“Via adik saya nomor dua. Satu lagi ada adik saya laki-laki. Paling bungsu,” ujar Ayu kepada media ini, Rabu (19/5).

Sedari kecil mereka tinggal di sebuah rumah yang tak begitu mewah. Alamatnya Jalan Belitung Darat, Gang Simpang Pilot, RT 17 Nomor 80, Kecamatan Banjarmasin Barat.

Ayu teramat sayang dengan adiknya. Dia mengenang Octavia sebagai adik yang baik. Tentu banyak kenangan manis yang sukar dilupakan.

Lantas kenangan apa yang paling membekas dari Octavia? Ayu tak langsung menjawab. Dia terdiam sejenak. Bibirnya bergetar, matanya pun mulai berkaca-kaca.

Rupanya mereka juga sering cekcok, lantaran Ayu keras dalam mendidik. Tapi Octavia tak pernah marah. Apalagi menanggapi kasar. Itu yang paling istimewa dari adiknya.

“Saya termasuk orang yang keras mendisiplinkan adik-adik. Tapi Via tak suka ngambek kalau dibilangin. Biar dimarahi dia tetap tak pernah marah dengan saya. Sama yang tua selalu hormat,” kenang Ayu.

Ayu bilang, Octavia hanyalah gadis yang tak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Pendidikannya berakhir di bangku SMP. Meski begitu, Ayu tetap mengagumi kepribadian si adik.

Oktavia dikenal sebagai anak yang suka bergaul, murah hati, dan tentu punya banyak teman. Sangat jarang ada kabar negatif yang sampai ke telinga Ayu tentang adiknya itu.

Dan satu lagi yang paling dia ingat tentang kepribadian yang baik Octavia adalah, soal perhatiannya terhadap keluarga. Itu selalu menjadi nomor satu.

“Kalau lagi ada uang pasti kami diajak makan di luar. Kalau beli sesuatu tak pernah lupa sama orang di rumah. Saya selalu ditanya ‘kakak mau beli apa?’ kalau dia sedang di luar. Selalu ingat sama orang,” imbuhnya.

Fakta-Fakta Kecelakaan Mobil BPK yang Tewaskan Ibu Muda di Banjarmasin

Ayu sungguh tak menyangka tragedi maut itu bakal menimpa adiknya. Tak ada firasat sedikit pun. Malam sebelum kejadian pun tampak seperti biasa. Tak ada tanda bahwa adiknya akan pergi untuk selama-lamanya.

“Octavia memang bekerja. Tapi saat lebaran itu kan libur. Terus keluar sama temannya. Saya kurang tahu persis kejadiannya. Seandainya tahu itu bakal terjadi kami pasti akan larang dia keluar rumah,” ungkap Ayu.

Pascakepergian Octavia, banyak orang yang bertamu ke rumah untuk menyampaikan santunan atau sekedar memberikan support. Dari tetangga, hingga pemerintah.

“Bahkan yang datang ada yang tak kami kenal. Alhamdulillah dan kami ucapkan terima kasih banyak,” tuturnya.

Saat ini ujar Ayu, keluarga telah mengikhlaskan sepenuhnya kepergian Octavia. Tak ada niat untuk memperpanjang masalah. Termasuk menuntut Pemkot Banjarmasin atas pemadaman lampu jalanan.

“Tak ada niat menggugat. Kami pikir positif saja. Mungkin sudah takdirnya sampai,” katanya.

Meski begitu, ada yang mengganjal di hati Ayu. Rupanya soal pernyataan menohok Pj Walikota Banjarmasin Akhmad Fidayeen. Yang seolah menganggap kecelakaan itu karena kesalahan Octavia.

“Saya sempat jengkel mengetahui itu. Selebihnya tak ada niat apa-apa. Kami tak mau menambah masalah,” imbuhnya.

Bergeser ke kisah Ayana, putri Octavia. Saat ini dia diasuh oleh sang nenek. “Dia pintar. Enggak ada cari-cari ibunya. Karena mungkin sudah sering sama neneknya,” kata Ayu.

Lantas ke mana ayah Ayana? Ayu tak mau menjawab secara spesifik. Ada hal yang tak bisa dijelaskan. Namun yang pasti saat ini dia tak tahu di mana. Dan tak mau tahu tentang ayah Ayana.

“Kami sudah berputus dengan pihak sana sebelum anak ini lahir. Kami tak tahu lagi dan kami tak mau tahu,” katanya.

Kini Octavia telah tiada, hanya Ayana pengobat kerinduan keluarga. Ayu bertekad bersama keluarga untuk membesarkan Ayana.

“Kami akan besarkan Ayana dengan usaha jualan. Semoga ini cukup untuk menghidupinya hingga dewasa,” pungkasnya.

Fakta-Fakta Kecelakaan

Sederet fakta terungkap dalam kecelakaan Oktavia.Berikut sederet fakta yang dirangkum bakabar.com dalam kecelakaan maut pada Minggu, 16 Mei dini hari tersebut.

1.Sopir Tak Miliki SIM

Penabrak Oktavia adalah mobil BPK 'Jarwo'. Minibus tersebut dikemudikan oleh Fuad Erliansyah.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Saat itu Oktavia tewas ditabrak BPK Jarwo yang meluncur dari Kompleks Karang Paci, Banjarmasin Timur diduga saat hendak menyeberang jalan.

Dini hari itu BPK tersebut hendak memadamkan kebakaran di Pasar Batuah, Martapura.

Saat ini polisi tengah fokus pada proses hukum Fuad.

Sejak Senin kemarin, Fuad dimasukkan ke ruang tahanan Mapolresta Banjarmasin untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Agar ke depan tidak ada lagi yang merasa di atas angin," kata Kasat Lantas, Kompol Gustaf Adolf Mamuaya.

Jika tak diberikan sanksi tegas, Gustaf khawatir tragedi serupa yang melibatkan relawan pemadam kebakaran berulang.

Polisi menjerat Fuad dengan Pasal 310 Ayat 4 UU RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Ancaman hukuman 16 bulan penjara.

Dari penyidikan yang bergulir, polisi memastikan pemuda 27 tahun itu tak memiliki surat izin mengemudi (SIM).

2. Lampu Mati

Ibu Muda Tewas Ditabrak Mobil BPK, Bisakah Pemkot Banjarmasin Dituntut?

Sejumlah barisan relawan kebakaran yang mendengar informasi kalau si jago merah sedang mengamuk berduyun-duyun menjangkau Pasar Batuah, Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu (16/5) dini hari.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

BPK 'Jarwo', salah satu armada yang ikut memburu api terlibat insiden maut di Jalan Ahmad Yani, Kilometer 5 tepatnya depan Hotel G'Sign.

Melaju dengan kecepatan tinggi, sang sopir tak bisa mengendalikan lagi mobilnya ketika berhadapan dengan Oktavia yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Di tengah minimnya penerangan, Oktavia diduga hendak menyeberang jalan.

Pj Wali Kota Banjarmasin Akhmad Fidayeen mengakui pihaknya memang sengaja memadamkan penerangan jalan umum (PJU) di sekitar TKP. Tujuannya, meminimalkan kerumunan saat Ramadan.

Namun, Dayeen tak melihat hal itu sebagai suatu masalah. Menurutnya, pemadaman itu sudah tepat. Sebab di lokasi tersebut sering kali digunakan remaja kebut-kebutan.

"Dari ribuan yang lewat di situ, cuma itu doang, kan? Itu artinya ketidakhati-hatian orang itu. Kamu juga lewat kan malam, tapi tidak ada apa-apa toh?" ujar Dayeen, Senin (17/5).

4. Pembinaan BPK

Insiden Kebakaran di Sutoyo Banjarmasin, 2 Mobil Pemadam Tabrakan

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan relawan pemadam kebakaran terus berulang. Sebagai antisipasi, polisi juga bakal mensosialisasikan aturan berkendara yang lebih masif lagi kepada masyarakat. Terlebih relawan pemadam kebakaran.

"Nanti akan kita kumpulkan," kata Kompol Gustaf Adolf Mamuaya.

Terkait regulasi, Pemkot sejatinya sudah membuat aturan dengan membagi per zonasi sesuai kecamatan.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"BPK yang berada di luar kecamatan yang kebakaran diminta tidak ikut datang ke lokasi," ujar Plh Sekdakot Banjarmasin Mukhyar.

"Kecuali kebakaran itu skala besar jadi harus semua kan. Kemudian BPK belum semuanya masuk ke Balakar [badan relawan kebakaran], yang belum masuk segera masuk ke sana semuanya," pungkasnya.

Dalam waktu dekat, pemerintah kota berencana menggelar pertemuan dengan 277 barisan pemadam kebakaran (BPK) se-Banjarmasin.

Plt Kepala Satpol PP dan Damkar Kota Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin mengatakan dalam pertemuan itu pihaknya akan kembali melakukan sosialisasi masif terkait peraturan yang ada. Baik masalah pembagian zonasi tugas dan masalah teknis lainnya.

"Kita upayakan pekan depan sudah dimulai. Tapi kita lakukan per-kecamatan, di Banjarmasin Timur terlebih dahulu," katanya.

Pemkot Banjarmasin, kata dia, ke depan juga akan memfasilitasi pelatihan kepada relawan BPK.

"Peningkatan SDM. Agar kerja para relawan bisa lebih efektif dan optimal," katanya.

5. Permohonan Maaf BPK

Kasus BPK Tewaskan Ibu Muda, Pemkot Bakal Kumpulkan Relawan se-Banjarmasin

Ketua Harian Balakar 654 Banjarmasin, Taufiqurrahman mengatakan pihaknya menyambut baik dan mendukung penuh upaya pembinaan yang akan dilakukan Pemkot Banjarmasin.

Dengan adanya pembinaan, dia berharap, BPK swasta bisa lebih baik dan profesional dalam menjalankan tugas sebagai relawan, tekhusus soal penanganan kebakaran.

Taufiqurrahman juga turut meminta maaf kepada masyarakat Banjarmasin atas insiden kecelakaan yang melibatkan BPK swasta beberapa hari lalu.

"Kami memohon maaf. Semoga ke depan kejadian serupa tidak terjadi lagi. Kami mohon doa semoga BPK swasta di Kota Banjarmasin bisa lebih baik dan profesional," ujarnya.



Komentar
Banner
Banner