bakabar.com, BANJARBARU – Penyakit yang disebabkan banjir mulai dirasakan sejumlah pengungsi di Banjarbaru. Mereka kebanyakan terkena demam dan gatal akibat kutu air.
Seperti yang dialami pengungsi di Posko Pengungsian Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin.
“Sudah banyak yang gatal-gatal di kaki. Untungnya sedikit berkurang, setelah diberi salep,” ungkap salah seorang pengungsi, Senin (18/1).
Kebanyakan kutu air menyerang orang dewasa. Sedangkan anak-anak mengalami demam, karena cuaca ekstrem. Pun mereka sudah mendapatkan pengobatan.
Selain demam dan kutu air, pengungsi mengeluhkan pakaian dalam, terutama kaum hawa. Terlebih mereka sudah berhari-hari tidak berganti pakaian dalam.
“Keluhan paling banyak dari pengungsi adalah gatal-gatal akibat kutu air dan anak-anak yang demam,” sahut Deny Adi Surya, Lurah Landasan Ulin Timur.
“Meski begitu, petugas kesehatan yang berjaga di posko induk banyak membantu. Stok obat juga terbilang memadai,” sambungnya.
Sebanyak 40 persen dari pengungsi di Landasan Ulin Timur adalah anak anak. Sedangkan dari total 754 pengungsi di Landasan Ulin Timur, 97 di antaranya berada di posko.
Sedang warga lain tersebar di beberapa posko di RT dan RW yang terletak tidak jauh dari posko induk.
“Juga terdapat 250 orang pengungsi dari kabupaten lain. Apabila pengungsi di posko RT atau RW ingin mendapatkan pengecekan kesehatan, bisa datang ke posko induk,” jelas Deny.
“Kebutuhan paling mendesak sekarang adalah keperluan bayi dan pakaian dalam wanita. Apalagi mereka hampir 5 hari di pengungsian maupun diluar,” imbuhnya.
Sedangkan bantuan bahan pokok dan pakaian luar, terbilang sudah berlebih, “Oleh karena berlebih, kami bahkan memasok pakaian luar ke kelurahan lain,” pungkas Deny.