Tak Berkategori

Sejarah Pulau Kembang (3), Menjadi Tempat Wisata di Penjajahan Belanda

apahabar.com, BANJARMASIN – Kawasan Pulau Kembang hingga kini menjadi tempat wisata di Kalimantan Selatan. Konon, sejak…

Featured-Image
Wisatawan Asing di Pulau Kembang. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Kawasan Pulau Kembang hingga kini menjadi tempat wisata di Kalimantan Selatan. Konon, sejak zaman penjajahan Belanda sudah menjadi tempat wisata.

Wisata Pulau Kembang Kalimantan Selatan (Kalsel) masih lestari hingga sekarang. Kawasan ini menjadi objek wisata andalan yang sering dikunjungi setelah Pasar Terapung, Kuin.

Secara administratif, Pulau Kembang termasuk wilayah Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala. Akan tetapi dari segi letak wilayah, lebih dekat dengan Kota Banjarmasin bagian barat.

“Dalam teori kealaman, pulau di tengah Sungai Barito ini pada dasarnya adalah sebuah delta yang terbentuk alami,” kata Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur.

Baca Juga: Sejarah Pulau Kembang (2), Bukti 'Kuatnya' Kerajaan Banjar Masa Itu

Pulau Kembang, sambung Mansyur, merupakan hutan wisata di kawasan konservasi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan. Luasnya 60 Hektar. Pulau Kembang tidak dihuni manusia namun didominasi oleh fauna seperti kera ekor panjang dan bekantan.

Menurutnya, Pulau Kembang sudah menjadi tujuan wisata sejak masa Hindia Belanda. Persisnya, tahun 1920 hingga masa akhir Hindia Belanda tahun 1942. Mulai mengemuka ketika dirilis Majalah Travel (wisata) Hindia Belanda, Tropisch Nederland, volume 12 yang terbit tahun 1939.

Mansyur menyebutkan, dalam artikel bertajuk Bandjermasin, Borneo oleh M.J.A. Oostwoud Wijdenes dituliskan, jika travelers berangkat dari Martapura berlayar melewati Kween ke barat, akan tiba di Sungai Barito, tepat di Apeneiland (Pulau monyet), Poelau Kembang. Sebuah delta yang tidak bisa dilalui. Tempat itu adalah tempat kawanan kera menetap secara permanen.

Dalam sumber lain, Tijdschrift voor Indische taal, land en volkenkunde, yang diterbitkan Koninklijk Bataviaasch Genoots-chap van Kunsten en Wetenschappen, 1948, tertulis bahwa Poelau Kembang, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sekitar Sungai Barito. Lokasi tepatnya adalah di sekitar hilir dari Muara Kween (Koein).

Baca Juga: Sejarah Pulau Kembang (1); Masyarakat Percaya Kera di Sana Jelmaan Makhluk Gaib, Benarkah?

Sementara Dorothee Buur dalam tulisannya berjudul Indische Jeugdliteratuur: Geannoteerde Bibliografie van jeugdboeken over Nederlands-Indie en Indonesie, tahun 1825-1991, bercerita tentang keluarga Belanda di Bandjermasin (Borneo) di mana sang ayah memiliki pekerjaan di bidang kehutanan.

Dia sering pergi melalui hutan dengan perahu. Bersama putra tertuanya, Chris, kerap bepergian naik perahu. Chris dan ayahnya berlayar di sepanjang sungai Martapoera dan Barito ke Apeneiland (nama Pulau kembang). Dalam perjalanan, mereka berburu buaya.

"Setelah sekitar satu tahun, sang ayah dipindahkan ke Magelang (Jawa Tengah)," pungkas Mansyur.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner