Kalsel

Sasar Milenial, Yayasan Kompas Borneo Soroti Peningkatan Volume Sampah Plastik di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Gerakan terstruktur dan masif wajib dilakukan dalam mengatasi problematika penggunaan sampah plastik di Banjarmasin. Terlebih,…

Featured-Image
Wali Kota Banjarmasin, IbnuSina memberikan keterangan kepada wartawan usai membuka diskusi publik dan kampanye lingkungan berbasis online yang digelar Yayasan Kompas Borneo Hijau. Foto- Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Gerakan terstruktur danmasifwajib dilakukan dalam mengatasi problematika penggunaan sampah plastik di Banjarmasin.

Terlebih, produksi sampah di kotaberjuluk seribu sungai ini sudah berada pada tahap mencengangkan.

Bahkan, terdata sekitar 600 ton per hari. Sebagian merupakan sampah plastik.

“Ini luar biasa. Kaum milenial harus ikut bergerak. Mesti ada tambahan energi untuk memerangi masalah sampah plastik,” ucap Wali Kota Banjarmasin, IbnuSina saat membuka diskusi publik dan kampanye lingkungan berbasis online yang digelar Yayasan Kompas Borneo Hijau melalui siaran pers, Selasa (03/12).

Iamenganalogikan, jika kesadaranmilenial muncul sejak dini, maka ada harapan baru di masa mendatang dalam memperlakukan sampah.

“Tidak membuang sampah sembarangan saja, apalagi di sungai,itu keren dan derajat milenial naik satu tingkat,” bebernya.

Pemkot Banjarmasin sendiri telah mengeluarkan regulasi dalam mengurangi sampah plastik.

Sebut saja seperti memberlakukan kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik di mini dan super market, gerakan penggunaan tumbler, serta pemilahan jenis sampah.

Adapun, Perwakilan PT Adaro Indonesia, M Ismail berkomitmen untuk terlibat dalam upaya penyadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Salah satunya persoalan sampah plastik.

“Persoalan sampah plastik sudah menjadi isu daerah, nasional, hingga internasional. Dalam hal ini, Adaro ambil bagian untuk mendorong kesadaran masyarakat, termasuk kaum milenial,” kata Ismail.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kompas Borneo Hijau, Indra Gunawan menjelaskan diskusi publik dan kampanye lingkungan berbasis online ini sengaja menyasar kaum milenial di Banjarmasin.

“Mengapa milenial, karena mereka inilah generasi masa depan. Kesadaran harus dibangun sejak dini. Dengan pendekatan milenial pula. Media sosial yang digandrungi sekarang harus dimanfaatkan maksimal untuk membangkitkan sikap peduli terhadap lingkungan,” ucap Indra.

Sekedar diketahui, dua narasumber dihadirkan pada diskusi publik itu. Livia Ramadhani Putri, pegiat lingkungan kaum milenial danAtim Susanto dari Bank Sampah Banjarmasin.

Livia yang sehari-hari sebagai presenter di salah satu stasiun televisi jaringan nasional, menularkan kepada 100 peserta trik-trik bersosialisasi dan kampanye kepedulian lingkungan di berbagai media sosial. Seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. Sementara Atim berbagi pengalaman dalam memperlakukan sampah.

Baca Juga: ACT dan Rintara Jaya Kalsel Libatkan Puluhan Relawan Kurangi Sampah Plastik

Baca Juga: TPA Basirih Libatkan 200 Pemulung Mengais Sampah Plastik

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner