bakabar.com, JAKARTA - Samsung Electronics merilis alat keamanan Auto Blocker yang dirancang untuk melindungi pengguna dari serangan keamanan dan mengecek keamanan aplikasi yang dipasang di ponsel pintar yang menjalankan antarmuka One UI 6.
"Dengan Auto Blocker, pengguna dapat terus menikmati manfaat ekosistem terbuka kami, sambil meyakini keamanan pengalaman mobile mereka," ujar EVP and Head of Security, Team Mobile eXperience Business, Samsung Electronics, Dr. Seungwon Shin, Senin (6/11).
Auto Blocker merupakan opsi paket langkah keamanan tambahan yang memberikan pengguna lebih banyak pilihan ketika mengeksplorasi kustomisasi yang dimungkinkan oleh ekosistem terbuka pada perangkat Samsung Galaxy.
"Kami terus memberdayakan pengguna kami untuk memilih sendiri apa yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka – dibandingkan kami memutuskan atas nama mereka, tidak terkecuali Auto Blocker," terang Shin.
Baca Juga: Xiaomi 14 Ultra Siap Dirilis, Speknya Gahar Bikin Samsung Ketar-ketir
Sistem keamanaan ini memiliki fitur yang bisa mencegah sideloading, memasang aplikasi dari sumber tidak sah, misalnya di luar Google Play Store dan Galaxy Store.
Sideloading yang disengaja biasanya digunakan untuk menambah kustomisasi dan fungsi perangkat. Pengguna yang melakukannya dengan aman tidak akan mengalami perubahan karena Samsung mematikan Auto blocker itu pada setelan utama.
Tapi, bagi pengguna yang tidak memahami sideloading, menyalakan Auto Blokcer bisa memberikan ketenangan karena bisa menutup kemungkinan mengalami masalah keamanan siber.
Selain itu, Auto Blocker juga memiliki kemampuan memeriksa keamanan aplikasi untuk membantu mendeteksi potensi malware dan mencegah pemasangan perangkat lunak berbahaya melalui kabel USB.
Baca Juga: Samsung Tiru iPhone 15 Pro, S24 Ultra Bakal Gunakan Casing Titanium!
Sistem ini juga bisa melindungi pengguna ketika ada pihak lain yang memiliki akses fisik ke perangkat, misalnya saat mengisi daya di tempat umum.
Message Guard pada Auto Blocker bisa memitigasi serangan Zero Click (pesan gambar langsung yang menyembunyikan kode berbahaya).
Fitur yang semula diluncurkan pada aplikasi Messaging dari Google dan Samsung itu kini diperluas untuk melindungi pengguna yang menggunakan aplikasi pihak ketiga.