bakabar.com, BATULICIN – Berlokasi jauh dari perkotaan, tak menghalangi SMPN 4 Mantewe untuk mengukir prestasi di tingkat.
Untuk pertama kalinya, sekolah yang terletak di Desa Rejosari, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu ini mengikuti penilaian Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
“Ini pertama kalinya SMPN 4 Mantewe mengikuti penilaian gerakan PBLHS (Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah). Tentunya menjadi kebanggan bagi kami,” ungkap Kepala SMPN 4 Mantewe, Asih Widiyanti, Selasa (15/12).
Mengusung program pelestarian lingkungan, SMPN 4 Mantewe akan mengintegrasikan perilaku ramah lingkungan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk empat mata pelajaran.
Ini akan diterapkan pada peserta didik maupun pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.
“Melakukan pembinaan kepada tenaga pendidik maupun peserta didik terkait perilaku ramah lingkungan. Menjalin kerjasama dengan komite, kepala desa dan dan dinas lingkungan hidup terkait kegiatan BPLHS serta pengadaan sarana prasarana terkait lingkungan, ” jelasnya
Untuk bersaing dalam kompetisi ini, SMPN 4 Mantewe berupaya menekankan penerapan perilaku ramah di lingkungan sekolah.
Di samping itu, juga gencar melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai gerakan PBLHS, seperti kepada komite, kepala desa dan sekolah lain yang letaknya berada di dekat SMPN 4 Mantewe.
“SMPN 4 Mantewe sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait dengan lingkungan. Cuma selama ini belum teradmininstrasikan atau terdokumentasikan dengan baik,” terangnya.
Sebagai informasi, sekolah yang berdiri sejak 2007 ini memiliki 6 ruang kelas. Terdiri dari 1 ruang guru, 1 ruang Lab komputer, 1 ruang Lab IPA dan 1 perpustakaan. Sementara, jumlah peserta didik ada 101 anak dan ada 11 guru.
“Baik pelajar maupun guru menyambut baik untuk mengikuti program ini. Mereka berusaha secara aktif menerapkan perilaku ramah lingkungan di sekolah, ” kata dia.
Peningkatan kualitas sendiri menurut Asih dinilai penting dalam kemajuan sekolah. Saat ini, di SMPN 4 Mantewe sudah ada program penanaman pohon yang difokuskan di sekitar lingkungan sekolah, khususnya pada lahan kosong.
“Sekolah yang maju diikuti oleh lingkungan yang terpelihara dengan baik. Program ini akan selalu dilaksanakan kedepannya, terlepas dari ada atau tidak ada lomba terkait BPLH, ” pungkasnya.
Sesuai peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 52 tahun 2019, penilaian Adiwiyata akan dilaksanakan pada januari 2021.