Sport

Rp 41 M Terkumpul dari Lelang Koleksi Legenda NBA Kareem Abdul-Jabar

apahabar.com, AS – Sedikitnya Rp41 miliar terkumpul hasil dari lelang koleksi legenda NBA Kareem Abdul-Jabbar. Pada…

Featured-Image
Kareem Abdul-Jabar. Foto-antara

bakabar.com, AS – Sedikitnya Rp41 miliar terkumpul hasil dari lelang koleksi legenda NBA Kareem Abdul-Jabbar. Pada lelang yang digelar Minggu (3/3) waktu setempat itu, di antaranya melego empat dari lima cincin NBA yang pernah diraihnya.

Keempat cincin juara tersebut terjual dengan harga paling mahal dalam lelang itu. Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, totalnya berhasil mengumpulkan dana donasi senilai 2,9 juta dolar AS atau sekira Rp41 miliar (dengan kurs Rp14.140 per dolar AS).

Baca Juga:Ajax Manfaatkan Absennya Sergio Ramos

Cincin juara NBA 1987 milik Abdul-Jabbar terjual dengan harga 398,9 ribu dolar AS. Diikuti cincin juara NBA 1985 seharga 343,7 ribu dolar AS. Lalu cincin juara NBA 1980 serta 1988 sama-sama dihargai 245,5 ribu dolar AS.

Kendati demikian, cincin juara NBA 1971 yang dimenangi Abdul-Jabbar kala membela Milwaukee Bucks tidak masuk dalam daftar lelang.

Baca Juga:Prediksi Dortmund vs Tottenham, Misi Mustahil Tuan Rumah

Sedangkan tiga dari enam trofi Pemain Terbaik (MVP) NBA milik Abdul-Jabbar, masing-masing terjual dengan harga lebih dari 120 ribu dolar AS. Lewat laman resminya pada awal Februari Abdul-Jabbar menyatakan keuntungan dari lelang tersebut akan didonasikan kepada Yayasan Skyhook, yang bergerak untuk membantu anak-anak mempelajari sains, teknologi, teknik dan matematika.

“Ketika dihadapkan pada opsi menyimpan cincin juara ataupun trofi di sebuah ruangan atau menghadirkan kesempatan kepada anak-anak untuk mengubah hidup mereka, pilihannya menjadi mudah. Jual semuanya,” tulis Abdul-Jabbar dikutip dari Antara.

Baca Juga:Prediksi Dortmund vs Tottenham, Misi Mustahil Tuan Rumah

“Menilik apa yang saya lakukan dalam hidup saya, ketimbang mengamati setiap gemerlap dari permata dan emas yang ada di tiap momen perayaan saya di masa lalu. Saya lebih ingin melihat wajah-wajah gembira, anak-anak memegang ulat pertama mereka dan memikirkan apa yang bisa saya lakukan untuk masa depan mereka. Itu adalah sejarah yang tak ternilai harganya,” pungkas Abdul-Jabbar.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner