bakabar.com, JAKARTA - Rindu adalah gelegak hati untuk segera berjumpa dengan yang dicintai. Maka 'Rindu Ramadan' memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadan dan berharap segera bisa menemuinya.
Jika kemudian kita bisa 'bercengkerama dengan Ramadan sesuai syariat Islam, maka mendambakan pintu Ar-Rayyan di Surga kelak membuka untuk kita, insya-Allah bukanlah sebuah mimpi.
Bagi kaum beriman, Ramadan itu bak seorang kekasih. Lihatlah, kehadiran Ramadan selalu ditunggu-tunggu dan kebersamaan dengannya diharapkan berlangsung lama. Maka tak mengherankan jika pada saatnya harus berpisah dengan Ramadan, banyak kaum beriman yang bersedih.
Sikap seperti yang tergambar di atas, sangat bisa dimengerti jika kita hubungkan dengan berbagai keistimewaan Ramadan. Mari, kita baca ulang sebagian di antaranya.
Pertama, tentang "Madrasah Ramadhan dan Lulusannya".
Seperti dilansir Islampos, pada Ramadan, kita wajib berpuasa agar kita menjadi taqwa. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa" (QS Al-Baqarah [2]: 183).
Sementara, di hadapan Allah, posisi sebagai manusia paling mulia hanya boleh ditempati oleh orang-orang yang paling bertaqwa. "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu" (QS Al-Hujurat [49]: 13). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadan?
Kedua, tentang "Janji Pengampunan". Bahwa, atas semua dosa yang diperbuat manusia, Allah jadikan puasa Ramadhan sebagai media penghapusnya. "Barang-siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni" (HR Bukhari - Muslim). Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadan?
Ketiga, perihal Pahala yang Dilipatgandakan. Di dalam Ramadan besar pahala berlipat-lipat ketimbang di luarnya: "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat hingga tujuh ratus lipat gandanya" (HR Bukhari - Muslim). Tak hanya itu, amalan-amalan sunnah pahalanya senilai amalan wajib. Maka, jika demikian, siapa tak hendak rindu dengan Ramadan?
Baca Juga: Ada 5 Keutamaan Membayar Zakat
Baca Juga: Kisah Bilal Bin Rabah Muazin Pertama di Dunia
Baca Juga: Melihat Kemajuan Islam di Amerika Serikat
Baca Juga:Mengapa Nuzulul Quran Diperingati, Sementara Lailatul Qadar Dicari?
Editor: Syarif