bakabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo telah mempersiapkan lahan baru seluas 750.000 hektar (Ha) untuk percetakan sawah baru guna menangkal potensi kelangkaan atau krisis pangan seperti diprediksi oleh Organisasi Pangan Dunia (Food Agriculture Organization/FAO).
Melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), lokasi yang direncanakan berada di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Wacana tersebut mendapat dukungan penuh dari Anggota Komisi V DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, yang juga merupakan mitra dari kementerian terkait.
“Tentu kami menyambut baik wacana pencetakan sawah baru di Kalsel dan Kalteng ini sebagai antisipasi dari perpindahan ibu kota negara ke Kaltim,” ucap Rifqinizamy Karsayuda kepada bakabar.com, Selasa (12/5) siang.
Komisi V DPR RI akan mendukung penuh instruksi presiden tersebut dalam konteks penganggaran dan pengawasan implementasi di lapangan.
“Ini merupakan sebuah ikhtiar untuk menghasilkan produk-produk pertanian, terutama padi yang jauh lebih berkualitas,” kata Ketua DPP HKTI Kalsel ini.
Menurut Rifqi, Kalsel telah memproduksi padi dengan kualitas terbaik. Namun masih ada problem utama pertanian di Kalsel yakni sistem perairan dan irigasi.
“Sehingga baru bisa panen sebanyak satu kali dalam setahun,” cetusnya.
Sejauh ini, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumberdaya Air telah memerintahkan Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II untuk melakukan kajian secara teknis terkait fasilitas pendukung pertanian dari sisi perairan dan irigasi.
“Baik primer, sekunder, maupun tersier. Kementerian Pertanian juga akan melakukan dukungan berupa bibit, pupuk, alat pertanian dan lainnya,” tegasnya.
Sebagai Ketua DPP HKTI Kalsel, ia juga akan merapatkan barisan bersama seluruh ketua kelompok tani terkait persiapan wacana tersebut.
Ia berharap ke depan Kalsel akan menjadi lumbung padi nasional.
“Sebaik apapun kebijakan pemerintah dan daya dukung anggaran, jika petani sebagai aktor utama dari pertanian ini tak merubah pola atau minseat, tentu hasilnya juga tak akan maksimal,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini