Serba-serbi Ramadan

Ribuan Meteor Berhenti di Malam Lailatul Qadar? Ini Penjelasan NASA

Tanda keistimewaan malam Lailatul Qadar banyak dijelaskan dalam Alquran juga hadits. Tanda-tanda yang demikian, rupanya, juga terbukti secara ilmiah

Featured-Image
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar. Foto: Deposit.

bakabar.com, JAKARTA – Umat Islam meyakini Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Tanda keistimewaannya pun telah banyak dijelaskan dalam Alquran juga hadits, salah satunya diriwayatkan Ibnu Abbas.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tak begitu dingin. Pada pagi hari, matahari bersinar tak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”

Tanda-tanda yang demikian, rupanya, juga terbukti secara ilmiah. Seorang ilmuwan Mesir, Abdul Basit Muhammad, mengungkapkan penjelasan saintifik dari NASA menyoal malam Lailatul Qadar. 

NASA menjelaskan ada satu malam di antara sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan yang berbeda dari malam-malam biasanya. Di momen itu, puluhan ribu bintang dan meteor yang biasanya menabrak Bumi, tiba-tiba berhenti. 

Selain itu, NASA juga mengungkapkan bahwa pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, suhu udara menjadi sedang. Matahari pun bersinar dengan sangat cerah, namun tidak memunculkan radiasi cahaya sama sekali.

Sayangnya, pertanda-pertanda itu tak bisa menentukan secara pasti kapan malam Lailatul Qadar berlangsung. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin.

“Tanda-tanda Lailatul Qadar seperti tidak adanya angin, langit cerah atau lainnya, tidak bisa dijelaskan melalui sains,” ujarnya, dikutip dari Dream, Senin (10/4).

Thomas menilai datangnya Lailatul Qadar bersifat personal. Hal terpenting dari malam yang lebih baik ketimbang seribu bulan itu ialah ketenangan yang dirasakan masing-masing orang, bukan datangnya tanda-tanda alam.

Editor


Komentar
Banner
Banner