Cita-cita Bhineka Tunggal Ika
Ia berharap, Bhineka Tunggal Ika yang diusung pada Tarhib 2023 bukan hanya bersifat eventorial atau acara sesaat saja, namun juga terus diterapkan di kehidupan sehari-hari.
"Dengan demikian, maka akan terbentuk masyarakat yang tepa slira (saling menghormati), dan meminimalisir berkembangnya paham radikalisme yang akhir-akhir ini marak muncul," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, seorang siswa yang turut terlibat pada Tarhib 2023, Revo (18) mengatakan dirinya tidak merasa lelah meski harus bangun subuh dan berjalan kaki memutari alun-alun untuk mengikuti acara tersebut.
"Senang, tidak capek karena mendapat banyak teman baru dan bisa menonton pertunjukan reog dan soreng," katanya.
Baca Juga: Kompleks Pemakaman Gunungpring Magelang Ramai Dipadati Peziarah
Siswa SMP Negeri 1 Kota Magelang itu merasa, suasana Ramadan kian dekat dengan adanya Tarhib 2023 di Kota Magelang ini.
"Tadi bangun, subuhan, sarapan, terus ikut Tarhib, acaranya seru, tidak ada pelajaran," kata Revo yang sehari-hari tinggal di Nambangan.
Revo sendiri tidak terlalu asing dengan Tarhib lantaran di daerah tempat tinggalnya juga diadakan acara serupa namun berbeda.
"Kalau di rumah Tarhibnya hanya manakiban, doa bersama, tidak jalan-jalan," ujarnya.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Warga Cungking Banyuwangi Gelar 'Resik Lawon'
Sementara itu, ditanya ihwal toleransi beragama dan tenggang rasa, Revo pun juga sudah mengenalnya dengan baik.
"Soalnya di sekolah temannya juga beragam, ada Kristen, Katolik, Hindu, Budha, jadi tidak kaget dengan perbedaan yang ada," kata Revo.
Revo berharap, ke depan ada acara Tarhib maupun agenda Ramadan serupa, namun ditambah kesenian daerahnya agar acara semakin semarak.
"Sudah ada reog, warok dan soreng, ingin lihat kesenian lainnya yang lebih banyak, jadi acaranya bisa lebih ramai," ujarnya.