bakabar.com, JAKARTA- Pemerintah Indonesia mulai mengimpor beras dari Vietnam, Thailand dan Pakistan setelah 3 tahun tidak mengimpor.
Pemerintah mulai memasok beras impor 200 ribu ton bulan ini.
Tahap pertama sebanyak 10.000 ton sudah masuk ke Jakarta dan Banten.
"Dari Vietnam yang baru tiba 5.000 ton di Tanjung Priok dan 5.000 ton di Merak dari Thailand. Dari Pakistan hanya sebagian kecil saja," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dikutip dari detik.com.
Buwas mengatakan beras 200 ribu ton itu didatangkan dari Vietnam, Thailand, dan Pakistan.
Targetnya seluruhnya bisa penuh sampai di Indonesia hingga 24 Desember 2022.
Impor beras ini dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
CBP adalah persediaan beras yang dikelola oleh Pemerintah pada Perum Bulog.
CBP digunakan untuk penanggulangan keadaan darurat bencana, kemudian juga stabilisasi harga yang dilakukan dengan cara operasi pasar.
Di mana menjual beras dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Berdasarkan catatan Perum Bulog, dikutip Sabtu (17/12) impor beras untuk CBP ini baru saja dilakukan tahun ini sajak setelah 3 tahun tidak melakukan impor.
Impor beras CBP dilakukan terakhir pada 2018 silam yakni sebanyak 1,77 juta ton.
Sementara 2019, 2020, dan 2021 tidak ada impor beras untuk pemasok CBP.
Artinya di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua ini, baru sekali akhirnya ada impor beras oleh Perum Bulog.
Kemudian, banyaknya impor beras untuk CBP memang terjadi pada 2014 hingga 2018.
Secara rinci, pada 2014 Indonesia mengimpor sebanyak 274.263 ton, pada 2015 mengimpor 644.357 ton, 2016 sebanyak 543.032 ton.
Sementara di 2017 tidak ada impor. Tetapi membludak impor beras sebanyak 1.778.422 ton pada 2018.
Impor Beras 2022
Adapun tahapan kedatangan impor beras dilakukan bulan ini, pertama sebanyak 5.000 ribu ton dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Bongkar muat beras impor ini dilakukan Jumat (16/12).
Sementara kedatangan dari kapal yang membawa beras tersebut sampai di pelabuhan pada Kamis (14/12) pukul 23.00 WIB.
Beras tersebut untuk pemenuhan CBP di wilayah Jakarta.
Kedua juga datang di Pelabuhan Merak, Banten sebanyak 5.000 ton dari Thailand.
Kedatangan yang kedua ini untuk pemenuhan CBP di wilayah Banten.
Jadi total beras yang datang hari ini sebanyak 10.000 ton.
Perum Bulog mengatakan sebanyak 200 ribu ton itu akan disebar di 14 titik pelabuhan di Indonesia.
Hal ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan CBP di daerah tersebut.
Titik wilayah yang dimaksud adalah Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh) serta Belawan (Medan).
Selain itu, beras akan sampai ke Pelabuhan Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung) dan Tanjung Priok (Jakarta).
Kemudian beras juga akan mendarat di Pelabuhan Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya) dan Tenau (Kupang).
Kemudian sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya.
Mengingat izin impor sebanyak 500 ribu ton untuk pengadaan CBP, sisa impor 300 ribu ton, ditargetkan akan membanjiri Indonesia pada awal 2023.
Hal ini diterangkan oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas).
Ia menerangkan, untuk tahun depan beras impor itu akan didatangkan dari Myanmar, India, Thailand, Vietnam, Pakistan.
"(300 ribu ton) jadi sebagian sama dari Thailand, Vietnam, Myanmar, India dan Pakistan. Untuk 300 ribu ton itu akan datang Januari maksimal 24 Februari atau inginnya dipercepat 12 Februari sudah selesai," ujar Buwas, kemarin.