bakabar.com, WASHINGTON – Partai Demokrat AS mantap mengusung Joe Biden di Pilpres AS 2020. Biden disiapkan untuk menantang kandidat petahana, Donald Trump.
“Terima kasih banyak, dari lubuk hati saya,” kata Biden yang berseri-seri dalam video siaran langsung saat dia merayakan pencalonannya, seperti dilansir Detik.com, Rabu (18/8).
Seperti dilansir AFP, pemungutan suara via daring dilakukan Demokrat karena Covid-19. Hampir semua 50 negara bagian dan tujuh wilayah mendukung Biden.
“Itu sangat berarti bagi saya dan keluarga saya,” tambahnya.
Biden mengingatkan audiens bahwa dia baru akan menyampaikan pidato penerimaan mandat resmi pada Kamis (20/8) esok.
Pencalonan tersebut dianggap formalitas semata karena Biden telah memenangkan mayoritas lebih dari 3.900 delegasi pada Juni lalu.
Hal itu pada hari kedua Konvensi Nasional Demokrat yang sebagian besar bertujuan untuk merayakan kandidat partai dan menyambut kaum independen dan Partai Republik yang frustrasi ke dalam gerakan politik mereka untuk menggulingkan Trump dari Gedung Putih.
Proses tersebut mencakup serangkaian presentasi oleh para pemimpin partai di masa lalu dan masa depan yang mengeluarkan argumen mereka sendiri terhadap petahana Gedung Putih. Mereka mendesak para pemilih untuk berkumpul di sekitar Biden.
Barisan tersebut menampilkan Presiden Jimmy Carter, yang menjabat dari 1977, dan Presiden pada 1990-an Bill Clinton, yang memperingatkan bahwa Gedung Putih Trump sedang berputar-putar dengan kekacauan alih-alih kompetensi yang diperlukan untuk mengatasi krisis bangsa.
“Pada saat seperti ini, mereka seharusnya menjadi pusat komando. Sebaliknya, ini adalah pusat badai. Yang ada hanya kekacauan,” kata Clinton.
Trump juga menghadapi rentetan kritik pada malam pembukaan, terutama dari Michelle Obama. Mantan ibu negara mengatakan Trump tak memiliki karakter dan keterampilan sebagai presiden.
“Saya pikir itu adalah pidato yang sangat memecah-belah, sangat memecah belah,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih menanggapi kritik itu.
Michelle mendesak warga AS untuk mendukung Biden, mantan wakil presiden suaminya, dalam Pilpres 3 November mendatang.
“Donald Trump adalah presiden yang salah untuk negara kita,” tambahnya. “Dia jelas berada di atas kepalanya.” (Dtk).
Editor: Fariz Fadhillah