bakabar.com, BANJARMASIN – Pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Bukan tanpa alasan, mengingat pelaksanaannya digelar saat kasus penyebaran Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) 2019 di Kalimantan Selatan terbilang masih tinggi.
Bahkan, terdapat tiga calon mahasiswa baru yang tidak bisa mengikuti tes UTBK SBMPTN karena terkonfirmasi reaktif Covid-19.
“Sudah ada tiga calon mahasiswa baru asal Kalsel yang tidak bisa mengikuti tes UTBK SBMPTN hari ini dikarenakan terkonfirmasi reaktif Covid-19,” ucap Wakil Rektor Bidang Akademik ULM, Dr H Aminuddin Prahatama Putra kepada bakabar.com di lokasi kegiatan, Minggu (5/7) pagi.
Informasi itu, kata dia, diperoleh pihak kampus jauh hari sebelum pelaksanaan tes UTBK ini.
Dan kemduian disampaikan langsung oleh orang tua calon mahasiswa baru bersangkutan.
“Kita dapat informasi dari orang tua calon mahasiswa baru. Mereka saat ini berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP),” bebernya.
Sayangnya, Amin enggan menyebutkan secara detail asal muasal dari kabupaten mana calon mahasiswa baru tersebut.
“Pokoknya asal kabupaten di Kalsel,” tegas Amin.
Terkait ketiga calon mahasiswa itu, pihaknya akan menyampaikan permalasahan ini ke Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) di Jakarta.
“Kalau ada peserta yang dinyatakan reaktif maupun positif, maka akan disampaikan ke Jakarta untuk proses penanganan,” pungkasnya.
Sebelumnya, pihak kampus telah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam melaksanakan uji UTBK SBMPTN itu.
Sedikitnya terdapat 8.435 calon mahasiswa baru yang mengikuti tes UTBK SBMPTN kali ini.
Pelaksanaan sendiri dibagi menjadi dua gelombang.
Untuk gelombang pertama dilaksanakan pada 5-12 Juli 2020.
“Kita laksanakan 2 sesi dalam sehari. Terdapat 12 lokasi dan 19 ruangan,” tambah Amin.
Sebelum memasuki ruangan tes, kata dia, seluruh peserta wajib masuk ruang karantina mandiri yang disiapkan panitia terlebih dahulu.
Di sana peserta akan dicek suhu tubuh. Jika ditemukan suhu tubuh di atas rata-rata, maka panitia tidak mengizinkan bersangkutan untuk mengikuti tes.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin