bakabar.com, PARINGIN – Masyarakat Adat Dayak Pitap mempertanyakan perbaikan jembatan penghubung Desa Langkap ke Ajungan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, yang terancam ambruk.
Jembatan itu merupakan satu-satunya akses penghubung desa dan saat ini kondisinya memprihatinkan. Jembatan kayu dari batang pohon kelapa itu tak bisa diperhitungkan kekuatannya.
Pasalnya, jembatan darurat itu setiap harinya dilewati kendaraan warga maupun pengangkut logistik maupun wisatawan yang hendak ke Gunung Hauk.
Kepala Adat Dayak Pitap, Aliudar mengaku pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk pembuatan jembatan, namun sampai saat ini belum ada kabar atau realisasinya.
“Sekitar 3 tahun lalu sudah kita ajukan permohonan pembuatan jembatan,” ujarnya, Minggu (5/7).
Sebelumnya, kata Aliudar, sekitar 3 tahun lalu jembatan berkontruksi kayu ulin hancur akibat diterjang banjir yang melanda daerah perbatasan Desa Langkap dan Desa Ajungan itu.
Sementara itu, Mantan Sekretaris Desa Ajungan, Rahmadi mengatakan jembatan sempat diperbaiki secara gotong royong dan swadaya oleh warga dibantu kontraktor jalan. Jembatan dibuat dengan cara darurat menggunakan bantang pohon kelapa.
Menurut Rahmadi, baik warga Desa Ajungan ataupun desa tetangga bersama Kepala Adat Dayak Pitap sudah melakukan pengajuan beberapa kali, terakhir pada 2019 ke Dinas Pekerjaan Umum Balangan.
“Warga Desa Ajungan di Ajung ada sekitar 174 kepala keluarga dan 609 jiwa. Jembatan itu satu-satunya akses penghubung ke desa lainnya,” ujar Rahmadi yang sekarang menjabat sebagai Kasi Pelayanan di Kecamatan Tebing Tinggi.
Dia berharap pembangunan jembatan segera terealisasi.
“Jembatan itu juga sebagai penunjang akses perekonomian warga,” pungkasnya.
Editor: Aprianoor