bakabar.com, SIMPANG EMPAT – Ratusan warga yang menjadi pengungsi gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat, mulai dirundung berbagai penyakit.
Terutama di tenda pengungsian yang ditempatkan di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, sedikitnya 501 pengungsi mengeluhkan sakit.
Seperti dilansir Antara, Minggu (27/2), berbagai keluhan yang disampaikan oleh pengungsi seperti demam, batuk, pilek, penyakit kulit, hingga hipertensi.
Medis menengarai faktor ketersediaan air minum, serta pola makan yang tidak teratur, menjadi penyebab penyakit tersebut.
“Layanan yang diberikan berupa pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat terhadap penyakit yang dikeluhkan,” jelas Dian Leonita, dokter di Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Pasaman Barat.
Selain penyakit yang mulai berdatangan, sejumlah pengungsi korban bencana gempa mengeluhkan belum menerima bantuan pakaian dan selimut sejak hari pertama mengungsi.
“Di dalam tenda terdapat sekitar 184 orang. Kalau makan sudah dapat, tapi selimut saya belum,” jelas Iser, salah seorang pengungsi dari Jorong Timbo Abu seperti dilansir CNN.
Akibat kekurangan pakaian ganti dan selimut, beberapa pengungsi yang mengeluhkan kedinginan. Padahal permintaan agar memperoleh selimut sudah disampaikan.
“Kami belum ganti baju sejak pertama mengungsi,” imbuh Noli Karmina yang mengungsi bersama empat orang anak, salah seorang di antaranya disabilitas.
Gempa telah merusak setidaknya 1.000 rumah di Pasaman Barat. Warga terdampak telah disediakan posko untuk memenuhi kebutuhan darurat seperti tempat istirahat dan dapur umum.
Pemerintah setempat menjanjikan merekonstruksi rumah yang rusak. Rusak ringan akan ditanggung Pemkab Pasaman, rusak sedang oleh Pemprov Sumbar, dan rusak berat ditangani Kementerian.