bakabar.com, BANJARMASIN - Selama dua tahun menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin, duet Ibnu Sina dan Ariffin Noor, dinilai memiliki penurunan kinerja. Salah satunya karena keduanya gagal mempertahankan Piala Adipura tahun 2023.
Padahal, selama empat tahun berturut-turut sejak 2015 sampai 2018, Pemkot Banjarmasin selalu berhasil meraih Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
“Lepasnya trofi Adipura itu jelas sekali menunjukkan terjadi penurunan kinerja pengelolaan lingkungan, khususnya penanganan sampah dan ruang terbuka hijau (RTH),” kata Pengamat Lingkungan, Hamdi, Jumat (23/6).
Baca Juga: Pengedar di Berangas Ditangkap Reserse Narkoba Batola, Puluhan Paket Sabu Disita
Baca Juga: Rancang Konektivitas IKN, Kalsel Rencanakan Jalan dan Jembatan Baru
Hal lain yang menjadi sorotan adalah penanganan limbah domestik yang ditangani oleh Perum PALD. Dia menilai penanganan limbah domestik di bawah 100 rumah selama satu tahun terlalu rendah.
“Padahal kontribusi dari rumah tangga terhadap pencemaran air sekitar 51 persen,” ucap pensiunan ASN Pemkot Banjarmasin ini.
Belum lagi soal pengurangan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional yang hingga kini tak ada kemajuan.
“Apa-apa tidak ada konsep apa yang akan dilakukan. Jadi menurut hemat saya, perlu kerja keras serius dan sungguh-sungguh dari Pemko Banjarmasin dari level dinas sampai ke bawah,” pungkasnya.
Baca Juga: 2 Tahun Ibnu-Ariffin: Banjarmasin Kehilangan Gelar Ibu Kota!
Baca Juga: Pemkot Banjarmasin Bersih-bersih Sungai Alayung
Kritikan lain juga datang dari pengamat tata kota, Subhan Syarief. Dia bahkan menyebut Banjarmasin sebagai kota yang malang, karena kehilangan gelar ibu kota yang kini disandang Banjarbaru.
"Apabila tak bisa menangani dengan tepat, maka bisa saja kota ini dalam kurun lima sampai 10 tahun ke depan akan terpuruk, bahkan menjadi kota yg 'bangkrut'," ucap Subhan Syarief dalam "Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan Ibnu Sina dan Ariffin Noor" di Kampung Ketupat, Jalan Sungai Baru, Banjarmasin, Jumat (23/6).
Dalam kritikan yang dia sampaikan, Subhan menilai semestinya Ibnu Sina tak perlu memiliki target yang muluk-muluk. Cukup dua hal yang harus dilakukan: menjadikan Banjarmasin sebagai sentral perdagangan jasa di Kalsel dan menjadikan sungai di Banjarmasin sebagai pusat wisata yang menarik.
“Apabila target ini berhasil dicapai, maka secara otomatis Banjarmasin bisa bertahan bahkan semakin kuat, sehingga menarik pendapatan kota dan meningkatkan ekonomi warga,” katanya.