Tak Berkategori

Rakyat Palestina Senang, Trump Kalah dalam Pilpres AS

apahabar.com, RAMALLAH – Kekalahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam Pilpres membuat rakyat Palestina senantg….

Featured-Image
Menlu Bahrain Abdullatif Al Zayani, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullan bin Zayed menunjukkan salinan kesepakatan ketiga negara, dengan disaksikan Presiden AS Donald Trump selama upacara penandatanganan Abraham Accords di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (15/9/2020). Foto-Reuters/Tom Brenner via Antara

bakabar.com, RAMALLAH – Kekalahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam Pilpres membuat rakyat Palestina senantg.

Para pemimpin Palestina mengatakan, kepergian Presiden AS Donald Trump dari Gedung Putih akan melegakan rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel.

Utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintahan Trump adalah yang terburuk bagi rakyat Palestina.

“Bagi kami, ini sebuah keuntungan dari lengsernya Trump. Namun, kami tidak memperkirakan akan ada perubahan strategis yang esensial dalam sikap Amerika terhadap perjuangan Palestina,” kata Nabil seperti dilansir Antara.

Anggota senior Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyerukan penyesuaian ulang dari AS.

Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina (PNI), Mustafa Barghouti, merasa senang dengan hasil pemilu AS. Menurutnya, Trump merupakan peradaban presiden Amerika terburuk yang ditemui di zaman modern.

“Trump merusak hubungan dan politik internasional. Apa yang disebut ‘Kesepakatan Abad ini’ merupakan hal terburuk yang dilakukannya bagi rakyat Palestina,” katanya.

Gerakan Mujahidin, bagian dari perlawanan Palestina, turut mengomentari hasil pemilu AS dan menyebutkan kejatuhan Trump sama dengan ambruknya seluruh sistem yang mengkhianati rakyat mereka sendiri dan Palestina.

Israel menduduki wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada 1967.

Rakyat Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu menjadi bagian dari pembentukan negara Palestina pada masa depan.



Komentar
Banner
Banner