bakabar.com, JAKARTA - Quarter life crisis adalah kondisi krisis psikologis seseorang yang dialami pada usia 20 hingga 30 tahun. Merasa terombang-ambing dan kehilangan arah hidup.
Masa peralihan menjadi orang dewasa, membuat perubahan peran dan meningkatnya tanggung jawab pada seseorang. Ini hal normal yang terjadi karena bagian dari perkembangan hidup seseorang.
Istilah ini mengacu pada kecemasan dan keraguan diri yang dialami sebagian dewasa muda. Biasa dialami pada usia 20 hingga 30an. Disebut quarter life crisis karena terjadi di seperempat perjelanan usia kehidupan seseorang.
Bagi beberapa orang, periode ini ditandai dengan perasaan tidak pasti. Mempertanyakan identitas dan kualitas diri, serta arah hidup secara keseluruhan.
"Ketika kenyataan hidup tidak sesempurna yang mereka kira, hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang mendalam,” kata Carrie Howard, LCSW, CCATP, pendiri Thrive Anxiety Solutions, dikutip dari Very Well Mind, Jumat (22/9).
Pengalaman setiap individu berbeda, sehingga quarter life crisis terbentuk dalam cara yang berbeda pula.
Seperti halnya krisis mid-life dan krisis kehidupan lainnya, quarter life memiliki banyak penyebab terjadinya hal ini. Melansir Very Well Mind, hal ini ditandai beberapa gejala umum, seperti
- Krisis Identitas, yaitu keraguan akan diri sendiri mengenai keyakinan, tujuan dan nilai-nilai serta perasaan diri sendiri.
- Ketidakpastian dalam hal kehidupan, bertanya-tanya apakah telah memilih jalan yang salah dan membuang waktu yang tidak tepat.
- Stres dalam hubungan, mempertanyakan hubungan romantis hingga persahabatan yang dijalani.
- Keraguan dan tidak memiliki arah tujuan, kesulitan dalam mengambil keputusan dan sering gelisah.
- Mengisolasi diri, terputusnya hubungan dari orang luar, menyebabkan diri apatis dan sulit menemukan motivasi berubah.
Tekanan dalam permasalahan hubungan, keuangan dan ekspektasi orang lain juga berperan dalam terjadinya krisis quarter life.
Banyak orang dewasa muda menganggap, menghadapi ekspektasi orang tua dan keluarga sangat berat dilakukan. Sehingga membuat perasaan tertekan sehingga menyebabkan stres.
Media sosial juga berperan dalam kecemasan dan tekanan krisis ini terjadi. "Terlalu sering melihat kehidupan orang lain dapat cenderung membandingkan diri dan melihat kekurangan diri," ujar Howard.
Mencari Jalan Keluar
Tidak ada yang salah mengenai krisis kehidupan. Kenyataannya, kita menjalani tahapan kehidupan dengan ritme masing-masing. Sangat sulit untuk tidak menganggap hidup sebagai perlombaan.
Anda bisa mengatur kehidupan kembali, dengan menentukan tujuan dan pencapaian yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Tidak melulu tentang hal besar, menentukan tujuan kecil sangat berarti pada masa ini.
Namun jika gejala quarter life krisis menjadikan Anda depresi, dan ditandai dengan gejala lain seperti perubahan nafsu makan, kesulitan tidur, perubahan suasana hati, dan kehilangan kesenangan, bicarakan dengan dokter atau ahli kesehatan mental Anda.
Meskipun terkadang sulit membagi perasaan ini pada orang lain, namun mencari dukungan dan dorongan sangatlah penting. Hal ini membuat Anda tidak merasa sendirian.
Carilah teman atau keluarga yang dianggap mampu ketika Anda ingin bercerita, dorongan moral dari orang terdekat sangatlah penting. Namun jika diperlukan, mencari seorang mentor atau psikolog sangat dianjurkan, guna mencarikan jalan keluar secara profesional.