Kalsel

Puncak Covid-19 di Kalsel, Jutaan Warga Diprediksi Terjangkit

apahabar.com, BANJARMASIN – Puncak kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) diprediksi terjadi medio Agustus hingga Oktober…

Featured-Image
Jika mayoritas warga masih beraktivitas normal, pakar matematika dari Universitas Lambung Mangkurat memprediksi ada jutaan orang tertular Covid-19 saat puncak pandemi di Kalsel, akhir tahun nanti. Foto sebagai ilustrasi-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Puncak kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) diprediksi terjadi medio Agustus hingga Oktober mendatang.

Kemungkinan terburuknya, jutaan warga terjangkit virus yang menular lewat percikan liur dan ingus itu pada akhir tahun nanti.

Baca Juga :PSBB Berakhir Esok, Banjarbaru Siap Menuju 'New Normal' via PKM

Prediksi itu berdasar analisis dua pakar matematika Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Muhammad Ahsar Karim K., M.Sc. dan Yuni Yulida, S.Si., M.Sc.

Analisis dari dua pakar yang merupakan suami istri itu juga sudah terbit padaejurnal.binawakya.or.id

Judulnya, ‘Pemodelan Matematika Penyebaran Covid-19 di Provinsi Kalimantan Selatan’.

“Analisis dibuat menggunakan hitung-hitungan matematika dengan mengambil data dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel,” kata Dr. Muhammad Ahsar Karim K., M.Sc saat bincang ringan dengan bakabar.com, brlum lama tadi.

Analisis keduanya beranjak dari data kali pertama ditemukannya kasus positif tertular Covid-19 di Kalsel pada Minggu 22 Maret silam, hingga berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di 4 kabupaten/kota di Kalsel.

Kajian dilakukan dengan estimasi parameter pada permodelan SIR yang mengakomodir kasus kematian pada data dengan didukung beberapa metode. Yaitu, Metode Runge Kutta dan Metode Kuadrat Terkecil Nonlinear.

Dari hasil analisis data dan model diperoleh laju penularan penyakit melalui kontak sebesar 𝛽=0.1050, laju kesembuhan dari infeksi penyakit sebesar 𝛾=0.0178 dan laju kematian karena terinfeksi sebesar 𝜇=0.0128.

Dari set parameter tersebut diperoleh Bilangan Reproduksi Dasar R0 ≈ 3, yang artinya dari 1 orang terinfeksi Covid-19 dapat menularkan kepada 3 individu lainnya.

Sedangkan hasil prediksi menunjukan bahwa kasus terinfeksi dapat mencapai 37,82% dan kematian 0,49 % dari jumlah penduduk yang tetap beraktivitas normal di masa PSBB.

Baca Juga : Banjarmasin 'New Normal': Wali Kota Tunggu Pusat , Pakar Tak Sepakat

Hal itu diperkirakan terjadi pada pekan ke-2 bulan Agustus hingga pekan ke-1 bulan Oktober 2020 mendatang. Saat itu, kemungkinan terburuknya jutaan warga Kalsel tertular virus mematikan dari Wuhan, China itu.

“Dalam hal ini, ada enam skenario atau kemungkinan yang kami berikan,” ujar Ahsar.

Pada skenario pertama, jika dari seluruh penduduk Kalsel yang mencapai 4,2 juta jiwa, hanya ada 1 persen warga beraktivitas normal, maka kemungkinan jumlah yang tertular Covid-19 sebanyak 16.052 jiwa dengan jumlah kematian 206 jiwa.

img

Hasil estimasi parameter kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario pertama, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada pekan kedua Agustus.

Skenario kedua, jika dari seluruh penduduk di Kalsel, ada 4 persen warga yang beraktivitas normal, maka kemungkinan kasus positif mencapai 64.158 orang dengan kematian 824 jiwa.

img

Prediksi puncak kasus Covid-19 di Kalsel

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario kedua, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada pekan keempat Agustus.

Skenario ketiga, apabila dari seluruh penduduk di Kalsel, ada 10 persen warga yang beraktivitas normal, maka kemungkinan kasus positif mencapai 160.510 orang dengan kematian 2.062 jiwa.

img

Prediksi puncak kematian disebabkan Covid-19 di Kalsel

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario ketiga, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada awal September.

Skenario keempat, jika dari seluruh penduduk Kalsel, ada 30 persen warga yang beraktivitas normal, maka kemungkinan kasus positif mencapai 481.550 orang dengan kematian 6.187 jiwa.

img

Tabel prediksi puncak waktu dan jumlah kasus terinfeksi Covid-19 di Kalsel

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario keempat, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada pekan ketiga September.

Skenario kelima, jika dari seluruh penduduk Kalsel, ada 60 persen warga yang beraktivitas normal, maka kemungkinan kasus positif mencapai 961.510 orang dengan kematian 12.353 jiwa.

img

Tabel prediksi waktu dan jumlah kasus kematian karena Covid-19 di Kalsel

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario kelima, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada pekan pekan kelima September.

Yang keenam, yaitu kemungkinan terburuknya, jika dari seluruh penduduk Kalsel, ada 80 persen warga beraktivitas normal, maka kemungkinan kasus Covid-19 mencapai 1.283.600 orang dan kematian sebanyak 16.491 jiwa.

Apabila kemungkinan yang terjadi di Kalsel adalah skenario keenam atau terakhir, maka puncak Covid-19 diprediksi akan terjadi pada pekan pertama Oktober.

Metodologi

Dr. Muhammad Ahsar Karim K., M.Sc. dan Yuni Yulida, S.Si., M.Sc., bilang kajian yang mereka lakukan menggunakan estimasi parameter pada permodelan SIR yang mengakomodir kasus kematian pada data dengan didukung beberapa metode.

img

Pakar matematika Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr. Muhammad Ahsar Karim K., M.Sc. Foto-Ist

Dalam menganalisis puncak terjadinya kasus Covid-19 di Kalsel, mereka menghitung dengan menggunakan konsep atau model epidemiologi SIR.

Dalam epidemiologi SIR ini ada beberapa sub-populasi yang ditentukan. Antara lain, populasi orang rentan infeksi (Susceptible), populasi terinfeksi (Infectious) dan populasi telah sembuh dari infeksi (Recovered).

“Kemudian, solusi Model SIR didekati secara numerik dengan menggunakan Metode Runge Kutta dan prediksi kasus Covid-19 akan ditentukan dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil Nonlinear,” jelas Ahsar.

Metode itu didukung dengan konsep Bilangan Reproduksi Dasar, yang mana hasilnya 1 orang yang terpapar bisa menularkan kepada 3 orang lainnya.Untuk tingkat erornya sendiri, Ahsar dan Yuni menggunakan metode Mean Absolute Percenatage Eror (MAPE).

“Dalam tulisan itu menggunakan Mean Absolute Persentage Error (MAPE), yang hasilnya 24.70%. Menunjukan bahwa prediksi yang dilakukan cukup baik atau dapat diterima (reasonable forecast),” terang Ahsar.

SARAN

Terlepas dari itu semua, kedua ahli matematika ULM itu menyarankan kepada masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah.

img

Pakar matematika ULM dan Yuni Yulida, S.Si., M.Sc. Foto-Ist

“Semakin banyak warga yang mematuhi, maka akan semakin cepat wabah Covid-19 ini bisa ditangani,” ujar mereka.Kemudian, kepada pihak-pihak berwenang untuk memperbanyak rapid test massal hingga menyeluruh.

Juga, mendorong penelitian dalam penanganan epidemi Covid-19.

Jika pihak yang berwenang mempertimbangkan relaksasi PSBB atau 'new normal' di Kalsel, maka dapat dilakukan ketika data kasus Covid-19 menunjukkan penurunan jumlah.

“Dalam pemodelan matematika ini, prediksi penurunan kasus mulai terjadi sekitar pekan ke-III Agustus hingga pekan ke-II Oktober 2020, tergantung skenario yang berjalan selama PSBB berlangsung,” tutur Ahsar.

Jika relaksasi PSBB dilakukan, maka perlu diwaspadai peningkatan kembali kasus infeksi & kematian (yang dikenal dengan istilah second wave).

“Relaksasi perlu didukung oleh berbagai penelitian serta upaya penemuan vaksin & obat untuk mencegah second wave,” tandasnya.

Reporter: Riyad Dafhi REditor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner