Kalsel

Pulihkan Trauma Anak Korban Banjir di Waki HST, Polwan Turun Tangan

apahabar.com, BARABAI – Banjir bandang Hulu Sungai Tengah (HST), 13 Januari lalu, menyimpan trauma mendalam bagi…

Featured-Image
Para Polwan Polres HST bermain dengan anak-anak di GOR Desa Waki Batu Benawa, Rabu (10/3/2021). Foto: Istimewa.

bakabar.com, BARABAI – Banjir bandang Hulu Sungai Tengah (HST), 13 Januari lalu, menyimpan trauma mendalam bagi anak-anak.

Terutama wilayah paling terdampak di Desa Baru-Waki, Kecamatan Batu Benawa, HST.

Ada ratusan anak tinggal di sana, merasakan dampak banjir hingga sempat membuat aktivitas warga HST lumpuh.

Upaya pemulihan rasa trauma pascabanjir dilakukan sejumlah pihak, salah satunya Polwan di Polres HST.

Para anggota polisi wanita Polres HST ini, memberikan edukasi dan berupaya memulihkan mental anak, agar kembali ceria.

Kegiatan itu dilakukan di sebuah rumah hunian, di mana anak-anak bisa bermain dan berkumpul, Rabu (10/3/2021).

Para polwan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres HST tidak sendiri dalam kegiatan itu.

Mereka menggandeng mahasiwa dari STIKOM Barabai dan Universitas Sari Mulia (Unism) Banjarmasin.

Kapolres AKBP Danang Widaryanto melalui Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dany Sulistiono menyebutkan, tujuan kegiatan itu untuk menurunkan kecemasan anak.

Terutama kondisi emosional anak pascabanjir bandang. “Para polwan dari UPPA dan mahasiswa ini mengajak bermain. Berbagai macam permainan dilakukan, baik secara individu maupun kelompok. Mereka juga memberikan edukasi mengenai kesehatan kepada warga,” kata Dany.

Selain mengajak bermain dan belajar, lanjut Dany, para polwan dan mahasiswa juga menyerahkan bingkisan untuk anak-anak.

Kehadiran para polwan dan mahasiwa itu, terang Dany, bisa meningkatkan kepercayaan kepada Polri.

“Kita, Polres HST juga berupaya menciptakan Sitkamtibmas yang man dan kondusif di desa ini,” tutup Dany.

Perlu diketahui, tepat 2 bulan sejak 13 Januari lalu Desa Waki ini lumpuh akibat diterjang banjir bandang. Rumah warga hingga fasilitas umum rusak bahkan hilang.

Meminjam data Pemerintahan Desa Waki, ada 2 RT yang paling parah terdampak banjir itu. Yakni di RT 2 dan 8.

Total ada 201 rumah yang rusak dan 49 rumah hilang akibat terseret derasnya air bah Rabu malam hingga Kamis dini hari di Januari itu.

Sekolah, tempat ibadah hingga jembatan pun rusak berat akibat musibah itu.

Hingga saat ini Pemkab HST berupaya melakukan pemulihan. Berbagai komunitas hingga instansi pun turut membantu pemulihan pascabanjir di HST ini.

Bencana alam mengawali 2021 yang disebut sebagai banjir terparah dalam sejarah HST ini membuat 10 dari 11 kecamatan terdampak.

Terparah ada pada 3 kecamatan yakni, Hantakan, Batu Benawa dan Barabai.

Dari data BPBD HST yang dirilis Diskominfo setempat, pada 10 kecamatan itu ada 87.506 jiwa dari 29.06 KK yang terdampak. Rumah warga yang terendam mencapai 20.554 unit.

Sedangkan rumah warga yang rusak berat sebanyak 2.973 unit. Sementara rumah warga yang hilang akibat disapu air bah sebanyak 183 unit.

Selain itu, ribuan fasilitas umum, lahan pertanian, peternakant hingga UMKM di HST juga ikut terdampak.

Banjir ini juga memakan korban jiwa. Ada 10 orang warga HST yang dinyatakan meninggal.



Komentar
Banner
Banner