bakabar.com, JAKARTA – Ketua Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR RI ) Puan Maharani mengungkapkan pertemuan P20 menghasilkan delapan isu strategis yang akan dibahas sesama perwakilan lembaga parlemen anggota negara G20.
Puan memaparkan delapan isu strategis yang dimaksud di antaranya, pertama perlunya melakukan mitigasi risiko gejolak perekonomian global yang dapat berkepanjangan sehingga diperlukan respons kebijakan fiskal dan moneter.
Kedua, menjaga stabilitas pasar komoditas global, menjaga rantai pasok pangan ke pasar global, sekaligus memastikan perdagangan pangan dan komoditas pertanian dunia yang terbuka dan adil.
“Ketiga, mengakselerasi implementasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ekonomi hijau,” katanya dalam 8th G20 Parliamentary Speaker’s Summit di Gedung DPR, Kamis (6/10).
Adapun yang keempat, kata Puan, perlunya mempercepat transisi energi bersih dan terbarukan. Kelima, mengatasi kesenjangan pendanaan bagi negara berkembangan dalam menjalankan agenda global.
Sedangkan keenam, perlunya memperkuat inklusi sosial, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan.
“Ketujuh, meningkatkan peradaban demokrasi,” ujarnya.
Ia meyakini pertemuanb P20 dapat menghasilkan rumusan yang tepat serta dapat diimplementasikan dalam mendukung kesepakatan G20. Khususnya dalam kerangka pemulihan global, pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global.
Rumusan komitmen sesama anggota G20 dan P20 dinilainya penting karena tindakan nyata sekecil apapun lebih penting agar dapat mencapai tujuan utama.
Karena itu, imbuh Puan, diperlukan kerja nyata bersama dengan segera untuk bertindak tanpa menunda. Ia pun mengajak melalui kesempatan Forum P20 dapat membangun dunia yang berwajah humanis, memiliki budaya cinta kepada kemanusiaan, cinta damai, cinta alam dan lingkungan hidup.
“Jika kita punya keinginan yang kuat maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya,” jelasnya.
