Dinas PUPR Kalsel

Progres 77 Persen, Jembatan Sei Alalak Banjarmasin Diklaim Tahan 100 Tahun

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah…

Featured-Image
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Kalimantan Selatan Direktorat Jenderal Bina Marga foto bersama disela pembangunan Jembatan Sei Alalak. Foto-Istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Kalimantan Selatan Direktorat Jenderal Bina Marga tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Sei Alalak sepanjang 850 meter di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Saat ini progres konstruksinya telah mencapai 77% dan diharapkan selesai Maret 2021 mendatang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, keberadaan jalan nasional dan jembatan diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Keberadaan Jalan Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya dimana jalan tersebut melewati area perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” kata Basuki dalam keterangannya, seperti dilansir detik.com, Jumat (25/12) kemarin.

Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Penggantian jembatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Selatan yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Bentang utama jembatan Sei Alalak dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung dan pertama di Indonesia.

Pekerjaan Jembatan Sei Alalak menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2018-2021 senilai Rp 278 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).

Di tengah Pandemi Covid-19 proses konstruksi diupayakan tetap berlangsung agar pelaksanaan Penggantian Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat diselesaikan tepat waktu sesuai target.

Pembangunan Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton.

Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layanan hingga 100 tahun.

Lingkup pekerjaan pembangunan jembatan meliputi bentang utama dengan struktur cable – stayed sepanjang130 meter, jembatan pendekat yaitu struktur pileslab 125 meter, dan pekerjaan oprit jembatan dengan panjang 425 meter.

Selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayu Tangi 2 dan seiring dengan diselesaikannya pembangunan Jembatan Sei Alalak tersebut, rencanakan juga akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI), John Wempi Wetipo meninjau langsung pembangunan Jembatan Alalak di perbatasan Banjarmasin-Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (21/10) siang tadi.

Pada kesempatan itu, John Wempi Wetipo memastikan pembangunan Jembatan Alalak akan rampung awal Maret 2021 mendatang.

“Kalau tidak ada halangan, pembangunan ini akan tuntas dikerjakan pada awal Maret 2021,” ucap John Wempi Wetipo, kepada awak media.

John Wempi membenarkan jika pembangunan Jembatan Alalak sempat tertunda akibat refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.

“Namun dengan adanya refocusing anggaran sebesar Rp146 triliun, maka berimplikasi terhadap pembangunan jembatan Alalak ini,” jelasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Rifqinizamy Karsayuda mengatakan sebelumnya pembangunan sendiri ditargetkan tuntas pada Desember 2020.

Dikarenakan adanya refocusing anggaran, maka berimbas terhadap pembangunan jembatan kebanggaan masyarakat Kalsel tersebut.

Bahkan, pembangunan sempat tertunda karena kekurangan anggaran sebesar Rp30 miliar.

Beruntung kekurangan Rp30 miliar itu sudah terpenuhi dengan menggunakan APBN 2021.

“Untuk kekurangan Rp30 miliar sudah terpenuhi. Jadi dapat dipastikan pembangunan akan tuntas awal Maret 2021,” tegasnya.

Politisi PDI Perjuangan itu mengungkapkan, Wamen PUPR RI akan meninjau kembali pembangunan jembatan Alalak tersebut.

“Sebelum Maret, beliau berjanji akan datang kembali memastikan jembatan ini operasional,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner