Kalsel

Program BPJS Kesehatan, Adi: Sedekah Zaman Now

apahabar.com, BARABAI – Sebagai zoon politicon atau makhluk sosial, tak terlepas dari insting berbagi. Terutama masyarakat…

Featured-Image
Adi, peserta Program JKN-KIS asal Warga Barikin, Hulu Sungai Tengah. Foto-reza for apahabar.com

bakabar.com, BARABAI - Sebagai zoon politicon atau makhluk sosial, tak terlepas dari insting berbagi. Terutama masyarakat di Indonesia yang terkenal rajin bersedekah. Begitu kiranya yang ditawarkan BPJS Kesehatan dengan programnya, Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang menganut prinsip gotong royong, saling tolong-menolong.

Maksud gotong royong itu yakni, peserta yang sehat memberikan kontribusi kepada peserta lain yang sedang sakit. Artinya, iuran peserta yang sehat akan membantu peserta lain yang sakit ataupun yang membutuhkan biaya pelayanan di fasilitas kesehatan.

Salah seorang Peserta Program JKN-KIS asal Desa Barikin Kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah (HST), Adi menganggap program tersebut sebagai sedekah di zaman now.

Adi mengaku tertarik mengikuti program yang dioperatori BPJS Kesehatan itu karena sistem gotong-royong yang diterapkan.

Saat ditemui beberapa waktu lalu oleh Tim BPJS Kesehatan Cabang Barabai, Adi menyebutkan kesehatan akan terus menurun seiring dengan bertambahnya usia. Ditambah lagi penghasilan sehari-harinya yang tak menentu.

Menyadari hal itu, Adi meneguhkan hatinya untuk mendaftarkan dirinya menjadi peserta JKN-KIS Mandiri Kelas II.

Walaupun yang penghasilannya tak menentu, setidaknya Adi berpikir, ada yang dipastikan dari jaminan kesehatan keluarganya dengan JKN-KIS.

"Sakit bisa datang kapan saja tanpa mengenal waktu, tempat dan keadaan, bahkan materi sekalipun," kata Adim.

Selain memastikan iuran KISnya dibayar perbulan dengan autodebit, Adi tetap berharap agar keluarganya tak menggunakannya walaupun sudah membayar iuran sekalipun.

"Alhamdulillah kalo kita mendaftar dan selalu sehat, artinya kita dapat membantu layaknya bersedekah kepada orang lain yang memerlukan pelayanan kesehatan dari iuran yang kita bayarkan, dan jika kita sakit maka kita mendapat manfaatnya,” terangnya.

Adi pun tak was-was lagi, jika saat dirinya atau keluarganya sakit dan membutuhkan biaya yang tak sedikit.

"Baguslah kalo orang yang berpenghasilan lebih sakit karena ada dana, tapi untuk orang swasta seperti saya dengan penghasilan yang tidak tetap mau bagaimana kalo seandainya sakit,” akui Adi.

Kendati demikian Adi bersyukur. Sebab pemerintah telah menjamin kesehatan masyarakat di Bumi Murakata -sebutan HST- dengan program UHC atau Jaminan Kesehatan Semsesta.

Ke depannya, Adi berharap BPJS Kesehatan terus meningkatkan pelayanan dan lebih gencar lagi dalam memberikan informasi mengenai JKN-KIS.

Pasalnya, kata Adi di luar sana banyak orang yang belum paham betul tentang manfaat dari program yang luar biasa tersebut.

"Saya yakin kalau seluruh masyarakat pemahamannya seragam tentang JKN-KIS, tidak ada yang rela buat nunggak bayar iuran," tutup Adi.

Reporter HN Lazuardi
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner