bakabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) atensi sepuluh provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia. Salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Kalsel masuk dalam sepuluh besar angka stunting terbesar di Indonesia, sekali lagi menambah panjang rekor buruk Kalsel dalam berbagai hal,” kata Wakil Ketua DPRD Kalsel, Muhammad Syaripuddin, Kamis (6/8).
Bang Dhin, biasa ia di sapa, menyebut predikat ini tentu bukan membanggakan. Tapi malah menjadi catatan baru bagi pemerintah pusat akan keseriusan pemerintah daerah menangani kasus stunting.
Seinggat Dhin, sebelum ini, Kalsel pula masuk dalam jajaran provinsi dengan IPM (indeks pembangunan manusia) yang buruk, begitu pula dengan IPP (indeks pembangunan pemuda) yang sempat terpuruk.
Selain soal SDM, Presiden Jokowi pernah masukan Kalsel dalam catatan-nya soal penanganan Covid-19.
Waktu itu Kalsel serta dua Provinsi lain, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan masuk tiga besar angka kasus tertinggi di Indonesia.
“Kembali ke masalah stunting. Hal ini harus dijadikan fokus pembenahan, sebab ini bukan hanya masalah masa kini, tapi stunting akan berakibat buruk pada gilirannya di masa mendatang,” sambung politisi PDI Perjuangan itu.
Sarannya, Kalsel segera membentuk tim percepatan penanganan stunting dengan serius yang melibatkan banyak pihak, dan optimalkan serta maksimalkan peran posyandu yang sudah ada sejak dulu.
Salah satu solusinya adalah dari dasar, yakni membenahi fasilitas posyandu lalu kembangkan kualitas SDM yang menjalankan posyandu. Mulai dari ketersediaan tenaga medis dan kegotong-royongan masyarakat dalam melaksanakan posyandu.
Tidak lupa, puskesmas juga menjadi benteng utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat, untuk itu sama-sama harus diperkuat.
“Bagi saya, sebagai Wakil Ketua DPRD kalsel. Asalkan program dan perencanaan jelas, maka tidak ada alasan untuk tidak menyiapkan anggaran yang cukup,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, persoalan ini sudah disentil oleh presiden.
"Kita sudah malu karena rangking Kalsel yang buruk, dan mestinya kita semakin malu kalau tidak berbuat apa-apa," pungkasnya.
Editor: Muhammad Bulkini